Ahad, 28 Oktober 2012

Mencari dan terus mencari cinta ILAHI: BUKAN BABU, BUKAN JUGA RATU

Mencari dan terus mencari cinta ILAHI: BUKAN BABU, BUKAN JUGA RATU: "Assalamualaikum kakak. Saya hanya mahu bertanya. Apakah pendapat kakak tentang pautan yang saya sertakan ini? Boleh kakak bagi penerangan y...

HATI UMPAMA RAJA




Sesungguhnya hati adalah raja, seluruh tubuh adalah pelaksana titah-titahnya, siap menerima hadiah apa saja, dan karena perintah hatilah istiqamah dan penyelewengan itu ada.
Dan karena hati manusia adalah raja yang mengatur rakyatnya dengan kewenangan mutlak, baik dan buruknya bangsa itu akan berpulang kepada kualiti si raja itu sendiri. Sehingga Rasulallah saw pun menyebutkan
fenomena ini dalam hadist beliau yang terkenal itu. Bahwa baik buruknya seorang manusia akan ditentukan oleh baik buruknya hatinya. Istiqamahnya atau menyimpangnya seluruh anggota badan ditentukan oleh keadaan hati si
pemiliknya. Artinya, semua jenis perilaku manusia, baik buruknya, hakikatnya bersumber dari hati yang bersih dan sehat, atau kotor dan rosak. Karena pilihan-pilihan iradah, niat, serta amalan, adalah hasil akhir dari pilihan-pilihannya hati.
Untuk itulah, hati harus mempertanggung jawabkan setiap pilihan itu, karena setiap pemimpin harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.
Sebagaimana Allah telah berfirman, “Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati, semua itu akan
dimintai pertanggungjawabannya.”(Al Isra’: 36).

Penyakit Hati dan Macam-Macamnya

Adapun penyakit hati ini tersembunyi, boleh jadi pemiliknya tidak tahu, karena itu dia mengabaikannya. Kalau pun tahu, mungkin dia tidak sabar menanggung
pahitnya ubat, karena ubatnya adalah menentang nafsu. Kalau pun dia sabar, belum tentu dia mendapatkan doktor yang boleh mengubatinya. Doktor disini adalah ulama’.
Sebelum saya memaparkan beberapa macam penyakit hati, sebelumnya akan lebih baik kita mengetahui apa sebenarnya atau bagaimana hati yang sakit dan hati yang sehat itu sendiri, karena kita tidak akan bisa megetahui penyakit-penyakit hati kalau kita tidak mengetahuinya.
Adapun hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit. Sedangkan hati yang sehat adalah hati yang selamat. Selamat disini di definisikan sebagai hati yang terbebas dari setiap syahwat, keinginan yang
bertentangan dengan perintah Allah dan dari setiap syubhat, ketidakjelasan yang menyeleweng dari kebenaran.
Dan sebagai seorang muslim kita wajib untuk mengindari hal-hal yang bisa merusak hati dan memahami betul penyakit-penyakit hati, yang diantaranya adalah sebagai berikut:

Hubbud Dunya (cinta dunia)

Sesungguhnya hakikat dunia itu bagaikan singgah atau beristirahat sejenak dibawah pohon, lalu kemudian meninggalkannya. Sebagaimana sabda Nabi,

ﻣَﺎ ﻣَﺜَﻠِﻲ ﻭَﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺍِﻟَّﺎ ﻛَﺮَﺍﻛِﺐٍ ﺳَﺎﺭَ ﻓِﻲ ﻳَﻮْﻡٍ ﺻَﺎﺋِﻒٍ ﻓَﺎﺳْﺘَﻈَﻞَّ
ﺗَﺤْﺖَ ﺷَﺠَﺮَﺓٍ ﺳَﺎﻋَﺔً ﻣِﻦْ ﻧَﻬَﺎﺭٍ ﺛُﻢَّ ﺭَﺍﺡَ ﻭَﺗَﺮَﻛَﻬَﺎ


Artinya: “Sesungguhnya perumpamaan dunia dan diriku adalah seperti seseorang yang beristirahat sejenak di bawah sebuah pohon pada siang yang amat panas, kemudian ia pergi dan meninggalkannya.”(HR. Ahmad)

Cinta dunia amat berbahaya bagi keutuhan pandangan hati yang bersih. Bila hati sudah terbalut cinta dunia, segala tindak tanduk seorang manusia akan disetir oleh ambisi keduniaan. Segala kedudukan, status dan ketenaran akan mereka gunakan sebagai alat untuk mengorek hasil dunia. Bahkan kedudukan mulia sebagai seorang ahli agama, seorang ulama’ atau seorang ahli
fatwa dan ahli ijtihad sekalipun bisa dijadikan jalan untukmengejar menikmatan dunia. Seperti disebutkan dalam firman Allah,

ﺯُﻳِّﻦَ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ ﺣُﺐُّ ﺍﻟﺸَّﻬَﻮَﺍﺕِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ ﻭَﺍْﻟﺒَﻨِﻴْﻦَ ﻭَﺍﻟْﻘَﻨَﺎﻃِﻴْﺮِ ﺍﻟﻤُﻘَﻨْﻄَﺮَﺓِ
ﻣِﻦَ ﺍﻟﺬَّﻫَﺐِ ﻭَﺍﻟﻔِﻀَّﺔِ ﻭَﺍﻟْﺨَﻴْﻞِ ﺍﻟْﻤُﺴَﻮَّﻣَﺔِ ﻭَﺍﻟْﺄَﻧْﻌَﺎﻡِ ﻭَﺍﻟْﺤَﺮْﺙِ ﺫَﻟِﻚَ ﻣَﺘَﺎﻉُ
ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭﺍﻟﻠﻪُ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﺣُﺴْﻦُ ﺍﻟْﻤَﺂﺏِ


Ertinya: “Dijadikan indah pada(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi Allahlah tempat kembali yang baik (jannah).”(Ali Imran:14)

Sebagaimana Ibnu Qudamah dalam minhajul Qashidin mengatakan “Ketahuilah bahwa cinta dunia adalah pangkal dari segala kesalahan”
Hati seorang pecinta dunia akan keras penuh dengan kemurkaan, mereka lebih menyukai duniawi dan bekerja untuknya, saling menyukai karena dunia, dan senang dengan menyebut-nyebutnya. Mereka menyukai kehidupan
dunia, karena itu mereka melayaninya. Malam harinya mereka jalani dengan penuh kecintaan dan ambisi kepada duniawi, membuat mereka menjadi kikir dan meminta-minta bagaikan orang fakir. Sebenarnya mereka fakir walaupun menghimpun banyak harta dan sebenarnya mereka kelaparan sekalipun kenyang.
Memang tidak dapat disangkal, bahwa bagaimana pun dan siapa pun, pasti memiliki kecenderungan atau bisa disebut rasa suka terhadap hal-hal duniawi. Namun kemudian Allah swt menegaskan bahwa semua kenikmatan itu tidak
ada apa-apanya dibandingakan dengan kenikmatan di sisi-Nya, yakni kenikmatan yang kekal abadi. Bukan kenikmatan yang tak ubahnya fatamorgana, seperti dunia ini. 
Allah berfirman yang ertinya, “Tidaklah kehidupan dunia ini melainkan kenikmatan yang memperdayai.”
(Ali Imran: 185).

Umar bin ‘Abdul Aziz menyampaikan sebuah khutbah yang demikian memikat dan sangat mendalam maknanya,
“Dunia bukanlah kediaman abadi kalian. Allah telah menetapkan dunia sebagai alam yang fana. Allah telah menetapkan kesulitan bagi para penghuni dunia selama didunia.”
Godaan dunia terkadang amat samar, dan hanya terlihat bila diperhatikan secara seksama dan penuh kesadaran jiwa. Artinya, hanya orang yang betul-betul sadar yang tahu kalau dirinya sudah terjebak dalam cinta dunia.

Ar Riya’

Penyakit yang sangat berbahaya bagi jiwa manusia yang sangat lemah adalah keinginan untuk melambung tinggi dengan mempergunakan media penipuan dan kedustaan. Seorang yang mempunyai sifat riya’ adalah orang yang
menampilkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang terdapat di dalam batinnya.dan itu merupakan bentuk kesyirikan, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw yang ertinya, “Sesungguhnya tingkatan riya’ yang paling
rendah termasuk syirik.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Sesungghnya orang yang riya’ adalah orang yang membawa selubung kepalsuan yang terdapat di dalamnya keburukan perasaan terhadap orang lain, sepertinya ia menampakkan rasa cinta dan sayang, dimana justru sebaliknya ia membenci dan memuji dengan pujian dusta, ia tidak menyukai orang lain. Sungguh orang riya’ adalah orang munafik yang hanya menundukkan kepalanya kepada orang, yang seharusnya harus ditundukkan kepada
Allah swt sebagai pencipta yang maha agung.

DR. Sayyid Muhammad Nuh dalam kitabnya menyebutkan bahwa yang dinamakan riya’ yaitu mengerjakan amal shalih di hadapan manusia dan dilihat langsung oleh mereka. Sebagaimana firman Allah 
yang ertinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada
manusia…
”(Al Baqarah: 264)

Al Muhasibi mengatakan: “Sungguh aku takut dimana kebanyakan orang di zaman kita ini tergolong orang yang beribadah akan tetapi diri mereka tertipu (ghurur).” Sebenarnya riya’ adalah perilaku manusia yang menampakkan kebaikan, akan tetapi mereka tidak mengharapkan pahala akhirat, dan mereka hanya mengharapkan sesuatu yang berada di tangan manusia.

Ujub bin Nafsi (membanggakan diri)

Menurut Al Jurjanji, ujub adalah anggapan seseorang terhadap ketinggian dirinya, padahal ia tidak berhak untuk anggapan itu. Ujub merupakan cela dan perasaan yang sangat buruk. Hati manusia yang ujub, di saat ia merasa
ujub adalah buta sehingga ia melihat dirinya sebagai orang yang selamat padahal ia adalah celaka, ia melihat dirinya sebagai orang yang benar padahal ia adalah salah. Orang yang ujub selalu meremehkan atas perbuatan dosa
yang dilakukan dan selalu melupakan dosa yang telah diperbuatnya, bahkan hatinya buta sehingga melihat perbuatan dosa yang dilakukan sebagai perbuatan bukan dosa dan selalu memperbanyak perbuatan dosa itu. Orang
yang ujub selalu mengecilkan perasaan takutnya kepada Allah swt dan memperbesar rasa kesombongan kepada-Nya.

Allah swt berfirman,

ﻓَﻠَﺎ ﺗُﺰَﻛُّﻮْﺍ ﺃﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻫُﻮَ ﺃﻋْﻠَﻢُ ﺑِﻤَﻦِ ﺍﺗَّﻘَﻰ


Ertinya: “Maka janganlah kalian mengatakan diri kalian suci, sebab Allah lebih mengetahui orang yang paling taqwa diantara kalian.”(An Najm: 32)

Ujub itu dibagi menjadi tujuh macam:

1. Seorang yang ujub dengan keindahan badannya, ujub dengan    kesehatannya, kekuatannya dan kegantengannya.
2. Ujub dengan akal dan kecerdikan serta dengan kepandaiannya dalam permasalahan-permasalahan baik permasalahan dunia atau keagamaan, ujub semacam ini akan membuat dirinya menjadi seorang intimidator serta
menganggap orang lain bodoh hanya karena berbeda pendapat dengannya.
3. Ujub karena mempunyai keturunan yang mulia, seperti ujub bani Hasyim atau keturunan kaum Quraisy, sehingga mereka beranggapan dengan kemuliaan datuk-neneknya membuat dirinya terampuni dari perbuatan dosa.
4. Ujub dengan silsilah raja Dzalim, bukan karena atas dasar ilmu dan ketaqwaan. Ujub karena keturunan raja yang dzalim ini merupakan akhir dari tindakan kebodohan manusia.
5. Ujub karena banyak memiliki anak, banyak mempunyai pembantu, keluarga, famili, penolong dan pengikut, seperti yang dikatakan orang-orang kafir, “Kami inilah yang banyak memiliki anak dan harta.”
6. Ujub karena harta, seperti firman Allah yang menceritakan tentang dua orang yang sama mempunyai kebun, dimana diantara keduanya ada yang mengatakan, “Aku ini lebih banyak mempunyai harta dibandingakan denganmu, dan aku ini adalah orang yang paling terhormat diantara
orang-orang.”
7. Ujub dengan pendapatannya yang salah, seperti yang difirmankan oleh Allah swt, “Apakah perbuatan orang yang dihiasi dengan keburukan lalu ia melihat perbuatan itu sebagai kebaikan.

Al Ghurur (Tipu daya)

Al Ghurur adalah rasa tenangnya jiwa terhadap perilaku yang sesuai dengan hawa nafsu, dan biasanya sifat ini cenderung berupa penipuan yang berasal dari setan. Penyakit batin ini sangat berbahaya, karena dapat menghancurkan jiwa seseorang, merusak amal, menghapus pahala dan mencelakakan mereka di akhirat. Andai orang-orang yang terkena penyakit ghurur mau memperhatikan dan mengambil pelajaran dari para pendahulunya, maka tidak akan terperosok dalam sifat yang iblis sendiri pernahgagal ketika diuji oleh Allah dengan sikap ini, sehingga menjadi orang-orang yang merugi. Karena itu, hendaklah orang-orang yang tertipu dan bangga terhadap diri itu mendengarkan sabda Rasulullah saw yang berbunyi,

ﺛَﻠَﺎﺙٌ ﻣُﻬْﻠِﻜَﺎﺕٌ: ﺷُﺢٌّ ﻣُﻄَﺎﻉٌ , ﻭَﻫَﻮًﻯ ﻣُﺘَّﺒَﻊٌ ﻭَﺍِﻋْﺠَﺎﺏُ ﺍﻟْﻤَﺮْﺀِ ﺑِﻨَﻔْﺴِﻪِ


Ertinya: “ Tiga perkara yang membinasakan: bakhil yang ditaati, 
                hawa nafsu yang diikuti dan 
                kekaguman seseorang terhadap diri sendiri.”(HR. Ath Thabrani)
‘Aisyah pernah ditanya, "Bila seseorang dianggap berbuat jahat?”
Ia menjawab, “Bila menyangka telah berbuat baik.”
At Tustari berpendapat bahwa Al Ghurur ini adalah setan, seperti yang dikatakan, “Termasuk perilaku-perilaku setan adalah andai-andai dan Al Ghurur.”(Dr. Kamal Ja’far, Nushush min Turast As Sufi, jilid II ).

Takabur Dan Sombong

Takabur juga berarti sombong, yaitu berusaha menampakkan keagungan dirinya. Dan Allah akan memberikan balasan yang setimpal kepada pelaku takabur dan sombong, sebagaimana firmannya yang artinya,
Masuklah kalian semua ke dalam pintu-pintu neraka, kekal didalamnya, dan itu adalah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang takabur.”(Ghafir: 76)
Sedangkan takabur itu timbul dari sifat ujub, dengki, hasad, riya’. Dan sumber ketakaburannya adalah kebodohan seseorang tentang derajat dirinya.
Jika seorang hamba tidak mengenal derajat dirinya, maka ia akan bersikap takabur, dan sikap tersebut adalah yang pertama kali timbul di dalam hatinya. Jika seorang hamba telah merasa besar dan perasaan ini terdapat di dalam
hatinya, maka ia akan merasa sombong dan buta serta merasa banga diri. Jika sikap ini berkelanjutan di dalam dirinya, ia akan menjadi seorang yang memiliki perasaan tinggi diri, dan merasa sebagai orang yang istimewa.
Adapun takabur ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu
“takabur batin” dan “takabur dhahir. 
Takabur batin merupakan ketakaburan akhlak batin, dan 
takabur dhahir adalah ketakaburan yang tampak di dalam perilaku lahiriyah.

Cara Menanggulangi Penyakit-Penyakit Hati

Setelah kita tahu akan penyakit-penyakit hati, maka sepatutnya kita juga harus mengetahui ubat atau cara untuk menanggulangi penyakit-penyakit tersebut, agar kita semua terhindar dari tindakan-tindakan yang dapat merosak amal ibadah kita. Adapun cara untuk menanggulanginya da mengobatinya yaitu antara lain:

Taubat

Bertaubat dari segala dosa, kembali kepada yang maha menutupi aib dan yang maha mengetahui hal-hal yang ghaib, adalah awal dari jalan para penempuh. Ia juga merupakan modal utama orang-orang sukses, langkah
awal para ahli iradah, dan pangkal penyucian para muqarrabin.
Taubat adalah permulaan seorang hamba, sekaligus penghujungnya, sebagaimana firman Allah,

ﻭَﺗُﻮْﺑُﻮْﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﺟَﻤِﻴْﻌًﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮْﻥَ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﻔْﻠِﺤُﻮْﻥَ


Ertinya: “Dan bertaubatlah kepada Allah semuanya, wahai orang-orang yang beriman, semoga kalian mendapati kemenangan.”(An Nur: 31)
Taubat yaitu kembalinya seorang hamba pada Allah swt, meninggalkan jalan orang-orang yang dimurkai, dan meninggalkan jalan orang-orang sesat. Kita semua diwajibkan untuk bertaubat apabila kita melakukan dosa, baik yang tidak disengaja maupun yang disengaja. Dalam firman Allah yang ertinya, 
Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka merekalah orang-orang yang zhalim.”(Al Hujurat: 11).
Jika dosa yang dilakukan adalah hak Allah swt, maka taubat memiliki tiga syarat: penyesalan, berhenti dari dosa, dan azam (tekad) untuk tidak mengulanginya. Taubat tidak akan pernah ada tanpa didahului oleh penyesalan terhadap dosa. Sebab orang yang tidak menyesal atas keburukan yang ia lakukan bererti ia ridha dan menikmatinya. Dalam musnad dinyatakan, sesal itu
taubat.
Tentang berhenti dari kemaksiatan, rasanya mustahil taubat itu hadir di saat seseorang melakukan dosa. Azam untuk tidak mengulangi perbuatan dosa, haruslah benar-benar dibangun diatas keikhlasan dan keseriusan. Bahkan para ulama menambahkan sebuah syarat, tidak mengulangi perbuatan dosa. Ada yang berkata, “Bila saja seseorang mengulangi perbuatan dosanya, jelaslah
bahwa taubatnya tidak benar”. Tetapi sebagian besar ulama’ tidak mensyaratkannya.

Zuhud

Sahl bin Sa’ad As Sa’idy berkata, “Seseorang mendatangi Nabi bertanya, “Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amal, jika aku mengerjakannya aku akan dicintai oleh Allah dan dicintai pula oleh sekalian manusia!”
Rasulullah saw menjawab,

ﺍِﺯْﻫَﺪْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻳُﺤِﺒُّﻚَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺍﺯْﻫَﺪْ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻳُﺤِﺒُّﻚَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ


Ertinya: “Zuhudlah terhadap dunia niscaya kamu dicintai oleh Allah. Zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia niscaya kamu akan dicintai oleh mereka. “(HR. IbnuMajah)

Hadis ini memberitahukan bahwa Allah swt mencintai orang-orang yang zuhud terhadap dunia. Adapun pengertian zuhud sendiri yaitu berpalingnya keinginan
terhadap sesuatu kepada sesuatu yang lebih baik darinya.
Rasulallah saw juga bersabda, yang ertinya:

“Jika kalian melihat seseorang yang diberi kezuhudan di dunia dan diberi akal, maka dekatilah ia karena ia akan mengajarkan hikmah.”(HR. Ibn Majah dengan hadis yang serupa, dan didalamnya ada yang dha’if)

Orang yang zuhud sangat tidak senang dengan berlimpah ruahnya harta dan tidak merasa susah dengan kehilangannya, karena apabila kita mempunyai sifat zuhud, maka otomatis kita akan mengutamakan ibadah kita kepada Allah dan tidak akan mempedulikan akan banyaknya harta dan tidak akan merasa sedih apabila kehilangannya.

Sabar

Sabar menurut bahasa ialah menahan dan mencegah diri. Sebagaimana firman Allah yang ertinya, “Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari dengan mengharap keridhaannya.”(Al Kahfi: 28)

Adapun menurut istilah adalah menahan diri untuk tetap mengerjakan sesuatu yang disukai oleh Allah atau menghindarkan diri dari melakukan sesuatu yang dibenci oleh-Nya. Dengan kata lain sabar yaitu bertahan dalam mengerjakan sesuatu yang diperintahkan oleh Allah dan menahan diri dari mengerjakan sesuatu yang dilarang oleh-Nya.
Menurut pendapat kami bahwasanya sabar ialah media paling kukuh sebagai terapi penyakit hati, yaitu apabila sipenderita mampu bersabar, maka itulah ubat yang paling ampuh dalam mengubati penyakit-penyakit hati. Maka dari itu kita dianjurkan untuk selalu bersabar didalam segala sesuatu apapun, baik dalam keadaan sedih maupun gembira.
Allah swt menjadikan sabar bagai kuda yang tak lelah, pedang yang tak pernah tumpul, pasukan perang yang tak terkalahkan, dan benteng yang tak tertaklukkan. Sabar dan kemenangan ibarat dua saudara kandung, dalam Al Qur’an Allah swt telah memuji orang-orang yang sabar. Bagi mereka, pahala yang tak terputus. Dia selalu bersama mereka dengan hidayah-Nya, pertolongan-Nya yang mulia, dan kemenangan yang nyata dari-Nya. Allah berfirman yang ertinya,

Dan sabarlah kalian! Sesungguhnya Allah bersama orang-
orang yang sabar
.”(Al Anfal: 46)

Tawakkal

Tawakkal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah swt untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudlaratan, menyangkut urusan dunia maupun akhirat.
Allah swt berfirman yang ertinya,

Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan baginya jalan keluar dan memberi dia rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, maka Dia itu cukup baginya.” 
(Ath Thalaq: 2-3)

Tawakkal adalah kedudukan yang paling mulia lagi besar manfaat dan pengaruhnya bagi penyakit-penyakit hati dan sangat diperlukan sekali oleh setiap hamba Allah, karena apabila mereka mendapat suatu masalah, pasti mereka akan meminta pertolongan kepada Allah seraya kembali kepada-Nya dengan penuh rasa tawakkal. Dengan demikian, Allah pun akan melenyapkan kesulitan dan memberi kemudahan bagi hamba-Nya, sehingga mereka
merasa tenang hatinya, teduh jiwanya lagi ridha dengan apa yang telah ditetapkan dan ditakdirkan oleh Allah atas mereka, serta menghargai sepenuh hati. Ibnul Qayyim telah mengatakan bahwa seandainya seorang hamba bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal untuk melenyapkan sebuah gunung dari tempatnya karena hal itu diperintahkan kepadanya,
niscaya dia dapat melenyapkannya.
Tawakkal dapat dipandang dalam suatu pekerjaan bukan sebagai kewajiban semata, melalinkan juga fardu agama yang tidak hanya berkaitan dengan urusan agama, tetapi juga termasuk di dalamnya urusan duniawi. Dengan kata
lain, tawakkal tidak hanya berkaitan dengan urusan duniawi dan mencari rezeki semata, tetapi diharuskan pula alam masalah ibadah kepada Allah swt. Tawakkal bagi seorang muslim adalah aqidah.
Allah berfirman,

ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﺘَﻮَﻛَّﻠُﻮْﺍ ﺇِﻥْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﻣُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ

Ertinya: “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman.”(Al Maaidah: 23)

Dzikir dan Do’a

Dzikir adalah termasuk ibadah yang paling mudah. Tidak memerlukan banyak waktu maupun usaha, bahkan anda boleh mengerjakannya bila-bila dan dimana saja. Anda juga boleh mengerjakan ibadah ini entah anda dalam keadaan belum wudhu atau sudah. Para ulama’ Islam telah sepakat bahwa ubat yang paling besar dan penawar yang paling baik adalah dzikrulllah.
Untuk itu, marilah kita membiasakan diri untuk berdzikir kepada Allah setiap pagi dan petang, baik dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring. 
Allah swt berfirman,

ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻳَﺬْﻛُﺮُﻭْﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻗِﻴَﺎﻣًﺎ ﻭَﻗُﻌُﻮْﺩًﺍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺟُﻨُﻮْﺑِﻬِﻢْ ﻭَﻳَﺘَﻔَﻜَّﺮُﻭْﻥَ ﻓِﻲ
ﺧَﻠْﻖِ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖَ ﻫَﺬَﺍ ﺑَﺎﻃِﻠًﺎ ﺳَﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﻓَﻘِﻨَﺎ
ﻋَﺬَﺍﺏَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِِ

Ertinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
(Al Imran: 191)


ﺃَﻟَﺎ ﺑِﺬِﻛْﺮِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺗَﻄْﻤَﺌِﻦُّ ﺍْﻟﻘُﻠُﻮْﺏُ


Ertinya: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram.” 
(Ar Ra’d)

Sedangkan do’a yaitu meminta sesuatu yang diinginkan dan terpenuhinya keperluan dalam meraih manfaat atau menolak mudharat. Do’a merupakan tanda-tanda ibadah, sehingga dalam hadis disebutkan,

ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ ﻣُﺦُّ ﺍﻟﻌِﺒَﺎﺩَﺓِ


Ertinya: “Do’a adalah otaknya ibadah.”

Ibnu Qayyim mengatakan,
“Sesungguhnya di dalam hati terdapat sebuah sobekan yang tidak boleh  dijahit kecuali dengan menghadap penuh kepada Allah swt. Di dalamnya juga ada sebuah keterasingan yang tak mampu di ubati kecuali dengan menyendiri bersama Allah swt Maka dari itu dzikir dan do’a merupakan penawar dari
sekian banyak penawar bagi penyakit-penyakit hati.

Muhasabah

Muhasabah adalah masalah yang sangat penting. Hanya berkisar padanyalah masalah kebahagiaan dan perbaikan tidak dapat dilakukan kecuali hanya dengan muhasabah atau melakukan intropeksi diri. Tanpa intropeksi diri, jiwa
manusia tidak akan menjadi baik, barang siapa yang melakukan inropeksi diri hari ini, niscaya dia akan beroleh keamanan hari esoknya. Muhasabah atau intropeksi diri dilakukan dengan cara memperhatikan keadaan diri, merenunginya, dan mengenal kelemahan-kelemahan yang ada di dalamnya. Muhasabah atau intropeksi diri merupakan jalan yang tiada keselamatan kecuali dengan melaluinya.
Allah swt berfirman, yang ertinya,

“Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan, Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.
(Al Mujadilah: 6)

Mengapa kita harus bermuhasabah? untuk mengetahui aib diri barangsiapa tidak mengetahui aib dirinya sendiri, tidak mungkin mampu membuangnya. Yunus bin ‘Ubaid berkata,
“Aku benar-benar mendapati seratus bentuk kebajikan. Tetapi kulihat, tidak ada satu pun yang ada pada diriku.”
Muhammad bin wasi’ berkata, “Seandainya dosa-dosa itu mempunyai bau, sungguh tidak ada seorang pun yang sanggup duduk di dekatku.”
Mengetahui hak Allah terhadapnya Hal itu akan membuatnya mencela nafsunya sendiri serta membebaskannya dariujub dan riya’. Juga membukakan pintu ketundukan, penghinaan diri, kepasrahan di hadapanNya, dan keputusasaan terhadap dirinya sendiri.
Sesungguhnya keselamatan itu hanya dapat dicapai dengan ampunan dari Allah swt dan rahmat-Nya. Merupakan hak Allah swt untuk ditaati dan tidak
dimaksiati, diingat dan tidak dilupakan, serta disyukuri dan tidak dikafiri.

Kenapa Diciptakan Neraka?



Ini kisah benar..kisah seorang gadis Melayu, beragama Islam, tapi cetek pengetahuan tentang agama. Ceritanya begini, di sebuah negeri yang  melaksanakan dasar 'Membangun Bersama Islam', kerap kali pihak berkuasa tempatan menjalankan pemeriksaan mengejut di premis-premis  perniagaan dan kompleks beli-belah, untuk memastikan para pekerja di premis berkenaan menutup aurat.

Aku tak pasti berapa jumlah denda yang dikenakan sekiranya didapati melakukan kesalahan, tapi selalunya mereka akan diberi amaran bagi kesalahan pertama, dan didenda jika didapati masih enggan mematuhi garis panduan yang ditetapkan. Lazimnya dalam setiap operasi sebegini, seorang ustaz ditugaskan bersama dengan para pegawai pihak berkuasa tempatan. Tugasnya adalah untuk menyampaikan nasihat secara berhemah, kerana hukuman dan denda semata-mata tidak mampu memberi kesan yang mendalam.

Dalam satu insiden, ketika operasi yang dijalankan sekitar 2005, seorang gadis yang bekerja di salah satu lot premis perniagaan di Pasaraya Billion telah didapati melakukan kesalahan tidak menutup aurat. Maka dia pun kena denda la...setelah surat saman dihulurkan oleh pegawai PBT, ustaz ni pun bagi la nasihat, "..lepas ni diharap saudari insaf dan dapat mematuhi peraturan..peraturan ni bukan semata-mata peraturan  majlis perbandaran, tapi menutup aurat ni termasuk perintah Allah. Ringkasnya, kalau taat segala perintahNya, pasti Dia akan membalas dengan nikmat di syurga..kalau derhaka tak nak patuhi perintahNya,takut nanti tak sempat bertaubat, bakal mendapat azab di neraka Allah. Tuhan Maha Penyayang, Dia sendiri tak mahu kita campakkan diri ke dalam neraka..."

Gadis tersebut yang dari awal mendiamkan diri,tiba-tiba membentak "Kalau Tuhan tu betul-betul baik, kenapa buat neraka ? Kenapa tak boleh sediakan syurga je? Macam tu ke Tuhan Maha Penyayang?" Mungkin dari tadi dia dah panas telinga, tak tahan dengar nasihat ustaz tu..dah la hati panas kena denda sebab dia tak pakai tudung..

Ustaz tu terkedu sekejap. Bahaya budak ni. Kalau dibiarkan boleh rosak akidah dia. Setelah habis gadis tu membebel, ustaz tu pun jawab: "Dik, kalau Tuhan tak buat neraka, saya tak jadi   ustaz. Berapa sen sangat gaji saya sekarang. Baik saya jadi tokey judi, atau bapa ayam.. hidup senang, lepas mati pun tak risau sebab gerenti masuk syurga. Mungkin awak ni pun saya boleh culik dan jual jadi pelacur. Kalau awak nak lari, saya bunuh je. Takpe, sebab neraka tak ada. Nanti kita berdua jumpa lagi kat syurga..Kan Tuhan tu baik?"

Gadis tu terkejut. Tergamak seorang ustaz cakap macam tu? Sedang dia terpinga-pinga dengan muka confused, ustaz tu pun jelaskan:"perkara macam tadi akan berlaku kalau Tuhan hanya sediakan syurga. Orang baik,orang jahat, semua masuk syurga..maka apa guna jadi orang baik? Jadi orang jahat lebih seronok. Manusia tak perlu lagi diuji sebab semua orang akan 'lulus' percuma. Pembunuh akan jumpa orang yang dibunuh dalam syurga..perogol akan bertemu lagi dengan mangsa rogol disyurga..lepas tu boleh rogol lagi kalau dia nak..  takde siapa yang terima hukuman. Sebab Tuhan itu 'baik'. Adakah Tuhan macam ni yang kita nak? Awak rasa, adil ke?"; tanya ustaz.

"Ah..mana adil macam tu. Orang jahat takkan la terlepas camtu je.." rungut si gadis.

Ustaz tersenyum dan menyoal lagi: "Bila tuhan tak adil, boleh ke dianggap baik?"

Gadis tu terdiam.

Ustaz mengakhiri kata-katanya:   "Adik, saya bagi nasihat ni kerana kasih sesama umat Islam. Allah itu Maha Penyayang, tapi Dia juga Maha Adil. Sebab tu neraka perlu wujud. Untuk menghukum hamba-hambaNya yang derhaka, yang menzalimi diri sendiri dan juga orang lain. Saya rasa awak dah faham sekarang. Kita sedang diuji kat atas dunia ni. Jasad kita bahkan segala-galanya milik Allah, maka bukan HAK kita untuk berpakaian sesuka hati kita. Ingatlah; semuanya dipinjamkan olehNya, sebagai amanah dan ujian..semoga kita dapat bersabar dalam mentaati segala perintahNya, untuk kebaikan diri kita jugak. Assalamu'alaikum."

Rabi'atul Adawiyah


Rabi'atul Adawiyah... Kisah-kisah teladan

Rabi'atul Adawiyah merupakan salah seorang srikandi 
agung dalam Islam. Beliau terkenal dengan sifat wara'dan sentiasa menjadi rujukan golongan cerdik pandai kerana beliau tidak pernah kehabisan hujah.
Ikutilah antara kisah-kisah teladan tentang beliau..

KISAH 1:

Suatu malam yang sunyi sepi, di kala masyarakat sedang khusyuk tidur, seorang pencuri telah menceroboh masuk ke dalam pondok Rabi'atul Adawiyah. Namun setelah menyelongkar sekeliling berkali-kali, dia tidak menemui sebarang benda berharga kecuali sebuah kendi untuk kegunaan berwuduk, itupun telah buruk. Lantas sipencuri tergesa-gesa untuk keluar dari pondok tersebut.

Tiba-tiba Rabi'atul Adawiyah menegur si pencuri tersebut, "Hei, jangan keluar sebelum kamu mengambil sesuatu dari rumahku ini."

Si pencuri tersebut terperanjat kerana dia menyangka tiada penghuni di pondok tersebut. Dia juga berasa hairan kerana baru kini dia menemui tuan rumah yang begitu baik hati seperti Rabi'tul Adawiyah. Kebiasaannya tuan rumah pasti akan menjerit meminta tolong apabila ada pencuri memasuki rumahnya, namun lain pula yang berlaku.

"Sila ambil sesuatu." kata Rabiatul Adawiyah lagi kepada pencuri tersebut.

"Tiada apa-apa yang boleh aku ambil daripada rumah mu ini." kata si pencuri berterus-terang.

"Ambillah itu!" kata Rabi'atul Adawiyah sambil menunjuk pada kendi yang buruk tadi.

"Ini hanyalah sebuah kendi buruk yang tidak berharga." Jawab si pencuri.

"Ambil kendi itu dan bawa ke bilik air. Kemudian kamu ambil wudhu' menggunakan kendi itu. Selepas itu solatlah 2 rakaat. Dengan demikian, engkau telah mengambil sesuatu yang sangat berharga daripada pondok
burukku ini." Balas Rabi'tul Adawiyah.

Mendengar kata-kata itu, si pencuri tadi berasa gementar. Hatinya yang selama ini keras, menjadi lembut seperti terpukau dengan kata-kata Rabi'tul
Adawiyah itu. Lantas si pencuri mencapai kendi buruk itu dan dibawa ke bilik air, lalu berwudhu' menggunakannya.. Kemudian dia menunaikan solat 2
rakaat. Ternyata dia merasakan suatu kemanisan dan kelazatan dalam jiwanya yang tak pernah dirasa sebelum ini.

Rabi'atul Adawiyah lantas berdoa, "Ya Allah, pencuri ini telah menceroboh masuk ke rumahku. Akan tetapi dia tidak menemui sebarang benda berharga untuk dicuri. Kemudian aku suruh dia berdiri dihadapan-Mu. Oleh itu
janganlah Engkau halang dia daripada memperolehi nikmat dan rahmat-Mu."

KISAH 2 :

Pada suatu hari, sekumpulan golongan cerdik pandai telah datang ke rumah Rabi'atul Adawiyah. Tujuan mereka tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menguji beliau dengan pelbagai persoalan. Malah mereka telah bersedia dengan satu persoalan yang menarik. Mereka menaruh keyakinan yang tinggi, kerana selama ini Rabi'atul Adawiyah tidak pernah ketandusan hujah.

"Wahai Rabi'atul Adawiyah, semua bentuk kebajikan yang tinggi-tinggi telah dianugerahkan oleh Allah kepada kaum lelaki, namun tidak kepada kaum wanita." Ketua rombongan itu memulakan bicara.

"Buktinya?" Balas Rabi'atul Adawiyah.

"Buktinya ialah, mahkota kenabian dan Rasul telah dianugerahkan kepada kaum lelaki.Malah mahkota kebangsawanan juga dikurniakan kepada kaum lelaki. Paling penting, tidak ada seorang wanita pun yang telah diangkat menjadi Nabi atau Rasul, malah semuanya dari golongan lelaki." Jawab mereka pula dengan yakin.

"Memang betul pendapat tuan-tuan sekalian. Akan tetapi harus diingat bahawa sejahat-jahat pangkat ada pada kaum lelaki juga. Siapa yang mengagung-agungkan diri sendiri? Siapa yang begitu berani mendakwa dirinya sebagai Tuhan? Dan siapa pula yang berkata : "Bukankah aku ni tuhanmu yang mulia?" Dengan tenang, Rabi'atul Adawiyah membalas hujah mereka sambil merujuk kepada Firaun dan Namrud.

Kemudian Rabi'atul Adawiyah menambah lagi, "Anggapan dan ucapan seperti itu tidak pernah keluar dari mulut seorang wanita. Malah semuanya ditimpakan kepada kaum lelaki."

KISAH 3 :

Suatu hari, Rabi'atul Adawiyah terlihat seseorang sedang berjalan-jalan dengan kepalanya berbalut sambil menagih simpati daripada orang ramai. Kerana ingin tahu sebabnya orang itu berbuat demikian, Rabi'atul Adawiyah bertanya, "Wahai hamba Allah! Mengapa engkau membalut kepalamu sebegini rupa?"

"Kepalaku sakit." Jawab orang itu dengan ringkas.

"Sudah berapa lama?" Tanya Rabi'atul Adawiyah lagi.

"Sudah sekian hari." Jawabnya dengan tenang.

Lantas Rabi'atul Adawiyah bertanya lagi,"Berapa usiamu sekarang?"

Orang itu menjawab,"Sudah 30 tahun"

"Bagaimana keadaanmu selama 30 tahun itu?" Tanya beliau lagi.

"Alhamdulillah, sihat-sihat saja." Jawabnya.

"Apakah kamu memasang sebarang tanda di badanmu bahawa kamu sihat selama ini?" Tanya Rabi'atul Adawiyah.

"Tidak." Jawab orang itu ragu-ragu.

"Masya Allah, selama 30 tahun Allah telah menyihatkan tubuh badanmu, tetapi kamu langsung tidak memasang sebarang tanda bagi menunjukkan kamu sihat sebagai tanda bersyukur kepada Allah. Jika sebaliknya, pasti manusia akan bertanya kepada kamu sebabnya kamu sangat gembira. Apabila mereka mengetahui nikmat Allah kepadamu, diharapkan mereka akan bersyukur dan memuji Allah." Jelas Rabi'atul Adawiyah.

"Akan tetapi, kini apabila kamu mendapat sakit sedikit, kamu balut kepalamu dan kemudian pergi ke sana sini bagi menunjukkan sakitmu dan kekasaran Allah terhadapmu kepada orang ramai, Mengapa kamu berbuat hina seperti itu?" Sambung Rabi'atul Adawiyah lagi.

Orang yang berbalut kepalanya itu hanya diam seribu bahasa dan tertunduk malu denga perlakuannya. Kemudian dia beredar meninggalkan Rabi'atul Adawiyah dengan perasaan kesal dan insaf...

RENUNG2KAN...

"Kalau Tuhan tidak berkenan menerima taubat seseorang hamba, apakah mungkin hamba itu tergerak menjalani taubat ? Untuk berhenti daripada dosa, jangan simpan kata 'AKAN atau ANDAI KATA' sebab hal itu akan merosakkan ketulusan niat mu."

SEPULUH (10) KEBAIKAN MENANTI ORANG MUKMIN YANG BERSIFAT SABAR


SEPULUH (10) KEBAIKAN MENANTI ORANG MUKMIN YANG BERSIFAT SABAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.

Sekiranya kita diuji dengan fitnah daripada orang yang iri hati diatas kejayaan kita , diuji dengan kemiskinan, diuji dengan keretakan rumah tangga hingga berlaku perceraian sebagai suami-isteri, diuji dengan penyakit dan mendapat kemalangan, diuji dengan kematian insan yang dikasihi atau diuji dengan kerugiaan dalam perniagaan maka bersabarlah ini semuanya ada hikmah yang baik untuk diri kita sendiri sedangkan kita tidak mengetahui hikmah Allah berikan ujian tersebut .

Ia mungkin kafarah atau penghapusan dosa-dosa kita yang pernah kita lakukan kepada Allah SWT atau ia sebagai satu cara Allah SWT ingin meningkatkan iman dan takwa kita kepada-Nya dan Dia mengasihi kita supaya dapat memasuki syurga-Nya nanti karena salah satu jalan seseorang dimasukkan kedalam syurga karena adanya sifat sabar selama di dunia.

Terdapat sepuluh kebaikan-kebaikan yang akan Allah SWT kurniakan pada hamba-hamba-Nya yang sabar.

seperti berikut :

Pertama : Di ampunkan dosa untuknya. Dalam hadis qudsi berkata Syaddad bin Aus r.a. bahwasanya Nabi SAW. bersabda maksudnya : “Allah telah berfirman: 'Sekiranya Aku uji salah seorang hamba-Ku yang mukmin, lalu ia memuji-Ku seraya bersabar atas (penderitaan) apa yang Aku mengujinya. Maka ia akan bangun dari tempat pembaringannya, bagaikan anak yang baru dilahirkan oleh ibunya, bersih dari dosa.

Lantas Tuhan akan memerintahkan malaikat Pencatat Amal: Sesungguhnya Aku telah menahan hamba-Ku ini dan Aku telah mengujinya, maka kini catatkanlah baginya apa yang kamu selalu catatkan sebelum itu dari pahala-pahala amalannya.” (Hadis Riwayat Ahmad)

Sayyidatina Aishah ada berkata, bahwa baginda Rasulullah SAW ada bersabda : "Tidak menimpa ke atas seorang mukmin satu kecelakaan, biarpun duri, ataupun lebih daripada itu, melainkan Allah akan menggugurkan dengannya satu dosa." (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Kedua :Berkata Anas ra. bahwasanya Nabi SAW bersabda : ”Allah telah berfirman:'Jika Aku menimpakan suatu mushibah ke atas salah seorang hamba-Ku pada badannya, atau hartanya, atau anaknya, lalu dia menerima mushibah itu dengan penuh kesabaran, niscaya di hari kiamat Aku malu akan menegakkan baginya neraca timbangan atau membuka buku catatan amalnya.” (Hadis riwayat Qudha’i, Dailami, Hakim dan Tirmidzi) - hadis qudsi.

Ketiga : Allah SWT ingin mendengar sendiri ucapan hamba yang diuji-Nya . (mukmin tersebut sentiasa memuji-muji kebesaran Allah SWT dengan dia bersabar dan tidak mengeluh). Berkata Abu Umamah ra. bahwasanya Nabi SAW bersabda : ”Allah telah berfirman: 'Wahai malaikat-ku. Pergilah kepada hamba-Ku, dan timpakan ke atasnya bala'.

Maka para malaikat pun menimpakan bala ke atasnya dan orang itu memuji Allah. Para malaikat lalu kembali mengatakan, 'Wahai Tuhan kami ! Kami telah menimpakan atasnya sebagaimana yang Engkau perintahkan'. Berfirman Tuhan: 'Kembali semula kepadanya, Aku ingin mendengar apa katanya'.” (Hadis riwayat Thabarani) - hadis qudsi.

Keempat : Di bebaskan daripada siksaan api neraka. Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ia bersama dengan Rasulullah SAW menjenguk orang yang sakit karena demam, lalu Rasulullah SAW. bersabda : “Bergembiralah, karena Allah telah berfirman: 'Itu adalah api-Ku, yang Aku kuasakan terhadap hamba-Ku yang mukmin di dunia agar menduduki (sebagai pengganti) bagian apinya di akhirat'.” (Hadis riwayat Ibnu Majah) - hadis qudsi.

Kelima : Di berikan kesehatan yang lebih baik daripada sebelumnya. Dari Abu Hurayrah r.a., bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda : “Berfirman Allah Ta’ala:

'Apabila Aku menimpakan bala ke atas hamba-Ku yang mukmin, lalu ia bersabar (atas penderitaan itu), tiada ia mengadu atau mengeluh kepada pengunjung-pengunjungnya, niscaya akan Aku lepaskan dia dari tahanan-Ku (penderitaan itu), kemudian Aku tukarkan dagingnya dengan daging yang lebih baik, dan darahnya dengan darah yang lebih baik, sehingga ia dapat bekerja semula (yakni: setelah semua dosa dan kesalahan yang lalu Allah ampunkan semuanya)'.” (Hadis riwayat Hakim)

Keenam : Di berikan ganjaran pahala tanpa batas. Firman Allah SWT : "Sesungguhnya orang yang bersabar akan diberikan pahala mereka tanpa hisab (tanpa batas) (Surah az-Zumar ayat 10).

Dalam sebuah hadis lain Rasulullah SAW. juga pernah bersabda: "Rintihan orang sakit tercatat sebagai tasbih, kegelisahan dan jeritannya sebagai tahlil, nafasnya seumpama sedekah, tidurnya sebagai ibadah dan kegelisahannya, daripada satu, bahagian ke satu bahagian lain adalah bagaikan jihad karena Allah SWT dan ditulis baginya sebaik-baik amalan yang pernah dilakukan sewaktu sehat."

Ketujuh : Mendapat selawat dan rahmat daripada Allah SWT. Allah SWT berfirman : "Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar; (yaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: 'Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali.' Mereka itu ialah orang-orang yang menerima selawat dari Tuhan mereka serta rahmat-Nya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk-Nya." (Surah al-Baqarah, ayat 155-157).

Kelapan : Mendapat balasan syurga. Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda didalam Hadis Qudsi: Allah SWT berfirman :"Tidak ada balasan kecuali syurga bagi hambaku yang beriman yang telah Aku ambil kembali kekasihnya (Aku mematikan seseorang yang disayanginya seperti anak, adik-beradik dan siapa saja yang di sayangi oleh seseorang) dari kalangan penghuni dunia dan dia hanya mengharapkan pahala dari Ku (dengan bersabar). " (Hadis riwayat Bukhari).

Kesembilan : Jaminan mendapat pertolongan Allah SWT. Firman Allah S.W.T. maksudnya : "Ya (cukup), jika kamu semua bersabar dan bertakwa. Dan (seandainya) mereka menyerang kamu semua seketika itu juga, niscaya Allah akan menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda." (Surah Ali-Imran ayat 125).

Kesepuluh : Di berikan oleh Allah SWT sifat penyabar. Sabda Nabi SAW : “Dan barangsiapa yang bersabar, maka Allah akan menjadikan dirinya penyabar, dan tiada pemberian yang (Allah) berikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas (manfaatnya) daripada kesabaran.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Alangkah beruntungnya seseorang mukmin yang memiliki sifat sabar dan dia praktikan kesabarannya tanpa mengeluh dan bersikap negatif . Sentiasa ridha dengan ketentuan Allah SWT dan berbaik sangka dengan Allah SWT. Sifat orang fasik dan munafik akan cepat marah dan putus asa dengan rahmat Allah, tidak ridha dengan musibah yang menimpa dirinya dan mudah menyalahkan orang lain.

Jika kalian berhajat untuk menjadi hamba-hamba Allah SWT yang mendapat ridha dan rahmat-Nya maka kalian perlulah bersabar, tenang dan berfikiran positif dan meyakini setiap sesuatu perkara itu mengandungi 1000 hikmah kebaikan di sisi Allah SWT

Nasib Manusia Telah Ditetapkan


Nasib Manusia Telah Ditetapkan

Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud"Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi 'Alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata : Rezeki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. maka demi Allah yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli syurga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan syurga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli syurga dan ia masuk syurga.

Muttafaqun Alaihi

Penjelasan:
Kalimat, "Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya " maksudnya yaitu Air mani yang memancar kedalam rahim, lalu Allah pertemukan dalam rahim tersebut selama 40 hari. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa dia menafsirkan kalimat diatas dengan menyatakan, "Nutfah yang memancar kedalam rahim bila Allah menghendaki untuk dijadikan seorang manusia, maka nutfah tersebut mengalir pada seluruh pembuluh darah perempuan sampai kepada kuku dan rambut kepalanya, kemudian tinggal selama 40 hari, lalu berubah menjadi darah yang tinggal didalam rahim. Itulah yang dimaksud dengan Allah mengumpulkannya" Setelah 40 hari Nutfah menjadi 'Alaqah (segumpal darah)

Kalimat, "kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya" yaitu Malaikat yang mengurus rahim

Kalimat "Sesungguhnya ada seseorang diantara kamu melakukan amalan ahli syurga........" secara tersurat menunjukkan bahwa orang tersebut melakukan amalan yang benar dan amal itu mendekatkan pelakunya ke syurga sehingga dia hampir dapat masuk ke syurga kurang satu hasta. Ia ternyata terhalang untuk memasukinya karena taqdir yang telah ditetapkan bagi dirinya di akhir masa hayatnya dengan melakukan perbuatan ahli neraka. Dengan demikian, perhitungan semua amal baik itu tergantung pada apa yang telah dilakukannya. Akan tetapi, bila ternyata pada akhirnya tertutup dengan amal buruk, maka seperti yang dikatakan pada sebuah hadits: "Segala amal perbuatan itu perhitungannya tergantung pada amal terakhirnya." Maksudnya, menurut kami hanya menyangkut orang-orang tertentu dan keadaan tertentu. Adapun hadits yang disebut oleh Imam Muslim dalam Kitabul Iman dari kitab shahihnya bahwa Rasulullah berkata: " Seseorang melakukan amalan ahli syurga dalam pandangan manusia, tetapi sebenarnya dia adalah ahli neraka." Menunjukkan bahwa perbuatan yang dilakukannya semata-mata untuk mendapatkan pujian/popularitas. Yang perlu diperhatikan adalah niat pelakunya bukan perbuatan lahiriyahnya, orang yang selamat dari riya' semata-mata karena karunia dan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Kalimat " maka demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya ada seseorang diantara kamu melakukan amalan ahli syurga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan syurga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. " Maksudnya bahwa, hal semacam ini boleh saja terjadi namun sangat jarang dan bukan merupakan hal yang umum. Karena kemurahan, keluasan dan rahmat Allah kepada manusia. Yang banyak terjadi manusia yang tidak baik berubah menjadi baik dan jarang orang baik menjadi tidak baik.

Firman Allah, "Rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku" menunjukkan adanya kepastian taqdir sebagaimana pendirian ahlussunnah bahwa segala kejadian berlangsung dengan ketetapan Allah dan taqdir-Nya, dalam hal keburukan dan kebaikan juga dalam hal bermanfaat dan berbahaya. Firman Allah, QS. Al-Anbiya' : 23, "Dan Dia tidak dimintai tanggung jawab atas segala tindakan-Nya tetapi mereka akan dimintai tanggung jawab" menyatakan bahwa kekuasaan Allah tidak tertandingi dan Dia melakukan apa saja yang dikehendaki dengan kekuasaa-Nya itu.

Imam Sam'ani berkata : "Cara untuk dapat memahami pengertian semacam ini adalah dengan menggabungkan apa yang tersebut dalam Al Qur'an dan Sunnah, bukan semata-mata dengan qiyas dan akal. Barang siapa yang menyimpang dari cara ini dalam memahami pengertian di atas, maka dia akan sesat dan berada dalam kebingungan, dia tidak akan memperoleh kepuasan hati dan ketentraman. Hal ini karena taqdir merupakan salah satu rahasia Allah yang tertutup untuk diketahui oleh manusia dengan akal ataupun pengetahuannya. Kita wajib mengikuti saja apa yang telah dijelaskan kepada kita tanpa boleh mempersoalkannya. Allah telah menutup makhluk dari kemampuan mengetahui taqdir, karena itu para malaikat dan para nabi sekalipun tidak ada yang mengetahuinya".

Ada pendapat yang mengatakan : "Rahasia taqdir akan diketahui oleh makhluk ketika mereka menjadi penghuni surga, tetapi sebelumnya tidak dapat diketahui".

Beberapa Hadits telah menetapkan larangan kepada seseorang yang tdak mau melakukan sesuatu amal dengan alasan telah ditetapkan taqdirnya. Bahkan, semua amal dan perintah yang tersebut dalam syari'at harus dikerjakan. Setiap orang akan diberi jalan yang mudah menuju kepada taqdir yang telah ditetapkan untuk dirinya. Orang yang ditaqdirkan masuk golongan yang beruntung maka ia akan mudah melakukan perbuatan-perbuatan golongan yang beruntung sebaliknya orang-orang yang ditaqdirkan masuk golongan yang celaka maka ia akan mudah melakukan perbuatan-perbuatan golongan celaka sebagaimana tersebut dalam Firman Allah :

"Maka Kami akan mudahkan dia untuk memperoleh keberuntungan".

(QS. Al Lail :7)

"Kemudian Kami akan mudahkan dia untuk memperoleh kesusahan".

(QS.Al Lail :10)

Para ulama berkata : "Al Qur'an, lembaran, dan penanya, semuanya wajib diimani begitu saja, tanpa mempersoalkan corak dan sifat dari benda-benda tersebut, karena hanya Allah yang mengetahui".

Allah berfirman : "Manusia tidak sedikit pun mengetahui ilmu Allah, kecuali yang Allah kehendaki".(QS. Al Baqarah : 255) 

KISAH WALI ALLAH DAN PADERI SAMA'AN - 50 SOALAN LAWAN 1


KISAH WALI ALLAH DAN PADERI SAMA'AN - 50 SOALAN LAWAN 1 SOALAN.

Ini adalah kisah yang masyhur dikalangan Ilmuan Islam.

Abu Yazid Al Bustami seorang ahli Sufi yang dikejutkan oleh mimpinya supaya pergi ke gereja Samaan. Tiga kali mimpinya itu berulang. Lalu ia bersiap sedia dengan pakaian dan cara yang diberitahu dalam mimpinya.

Ia masuk ke gereja Samaan tanpa disedari oleh Paderi-paderi yang hadir. Dia sama-sama menanti kedatangan ketua Paderi. Setelah ketua Paderi datang, ketua Paderi itu tidak dapat berucap. Dia tahu ada orang lain, orang Islam di dalam gereja itu. Katanya, ” ada orang yang percaya kepada Syariat Muhammad di dalam gereja ini.”

Semua paderi menjadi gempar dan mereka mahu orang itu di bunuh. Namun ketua paderi menghalang, sebaliknya ketua paderi meminta orang itu bangun supaya mereka dapat mengenalinya. Abu Yazid Al-Bustami pun bangun, tanpa rasa takut.

MENJAWAB 50 SOALAN

Ketua paderi berkata, “wahai pengikut Muhammad, saya akan mengajukan pertanyaan kepada kamu. Jika kamu dapat menjawab semuanya dengan benar, maka saya akan mengikut agama kamu. Namun jika kamu tidak dapat menjawabnya, maka kami akan membunuh kamu.”

Jawab Abu Yazid, “baiklah! Tanyalah apa saja yang kamu ingin tanyakan.”

Ketua paderi itu mengemukakan 50 soalan berterusan dan selepas ini Abu Yazid menjawabnya dengan tepat.


Soalan 1 :
Paderi : Apakah Yang satu tidak ada duanya ?

Soalan 2 :
Paderi : Apakah Yang dua tiada tiganya ?

Soalan 3 :
Apakah Yang tiga tiada empatnya ?

Soalan 4 :
Apakah Yang empat tiada limanya ?

Soalan 5 :
Apakah Yang lima tiada enamnya ?
.
Soalan 6 :
Apakah Yang enam tiada tujuhnya ?

Soalan 7 :
Apakah Yang tujuh tiada lapannya ?
.
Soalan 8 :
Apakah Yang lapan tiada sembilannya ?

Soalan 9 :
Apakah Yang sembilan tiada sepuluh ?

Soalan 10 :
Apakah Sepuluh yang sempurna ?

Soalan 11 :
Apakah itu Yang sebelas ?

Soalan 12 :
Apakah itu Yang dua belas ?

Soalan 13 :
Apakah itu Yang tiga belas ?

Soalan 14 :
Siapakah Orang yang berdusta,kemudian dapat masuk Syurga ?

Soalan 15 :
Siapakah Orang yang benar, tetapi mereka dimasukkan ke dalam neraka ?

Soalan 16 :
Apakah Tempat roh dalam badan manusia ?

Soalan 17 :
Apakah itu Al Zariyati Zarwa ?

Soalan 18 :
Apakah itu Al Hamilati Wakra ?

Soalan 19 :
Apakah itu Al Jariyati Yusra ?

Soalan 20 :
APakah itu Al Mukassimati Amra ?

Soalan 21 :
Apakah yang Yang empat belas ?

Soalan 22 :
Apakah Kubur yang berjalan dengan penghuninya ?

Soalan 23 :
Apakah Yang bernafas, tetapi tidak mempunyai roh ?

Soalan 24 :
Apakah Air yang tidak turun dari langit dan tidak keluar dari bumi ?

Soalan 25 :
Apakah Empat yang bukan daripada golongan manusia, Malaikat dan bukan daripada punggung lelaki dan daripada perempuan ?

Soalan 26 :
Apakah itu Satu ciptaan Allah, lalu diingkarinya sebagai satu yang buruk ?

Soalan 27 :
Apakah Darah yang mula-mula mengalir ke bumi?

Soalan 28 :
Apakah itu Sesuatu ciptaan Allah, lalu diangkat sesuatu yang berat ?

Soalan 29 :
Apakah Pada mulanya sebatang kayu kemudian menjadi roh?

Soalan 30 :
Siapakah Wanita yang paling utama ?

Soalan 31 :
Apakah Gunung yang paling utama ?

Soalan 32 :
Apakah Binatang yang paling utama ?

Soalan 33 :
Apakah itu Bulan yang paling utama ?

Soalan 34 :
Apakah itu Malam yang paling utama.

Soalan 35 :
Apakah itu Tentang Attaâ'mah?

Soalan 36 :
Pohon yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting ada 30 daun, setiap daun ada lima kembang, dua bunga di matahari dan tiga bunga di tepi kegelapan ?

Soalan 37 :
Apakah Satu benda yang pergi haji dan tawaf di Baitullah, tetapi tidak mempunyai roh dan tidak wajib haji ?

Soalan 38 :
Empat jenis air yang lain rupanya dan rasanya, tetapi sumbernya satu ?

Soalan 39 :
Apakah itu Nakir, fatil dan kitmir ?

Soalan 40 :
Apakah itu Sabid dan Labad ?

Soalan 41 :
Apakah itu Sam dan Ram ?

Soalan 42 :
Apakah Maksud keldai Makwak ?

Soalan 43 :
Apakah Maksud anjing menyalak ?

Soalan 44 :
Apakah Maksud jeritan kuda ?

Soalan 45 :
Apakah Maksud jeritan unta. ?

Soalan 46 :
Apakah Maksud nyanyian burung Bulbul ?

Soalan 47 :
Apakah Maksud bunyi katak ?

Soalan 48 :
Apakah Maksud kata-kata burung Nakus ?
.
Soalan 49 :
Kaum daripada makhluk Allah yang diutus kepadanya, namun ia bukan dari kumpulan jin, manusia dan Malaikat ?

Soalan 50 :
Di mana malam ketika siang dan di mana siang ketika malam.?


JAWAPAN DARI ABU YAZID

Lalu Abu Yazid menjawab ke semua nya.

Soalan 1 :
Paderi : Apakah Yang satu tidak ada duanya ?
Kewujudan Allah Maha Esa. Dia Tuhan yang tunggal tiada sekutu baginya.

Soalan 2 :
Paderi : Apakah Yang dua tiada tiganya ?
Malam dan siang. Apabila pergi malam datanglah siang dan apabila pergi siang datanglah malam.

Soalan 3 :
Apakah Yang tiga tiada empatnya ?
Kursi, Kalam dan Arash Allah Hu Subhanahu Wataala.

Soalan 4 :
Apakah Yang empat tiada limanya ?
Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quran.

Soalan 5 :
Apakah Yang lima tiada enamnya ?
Islam telah memfardukan solat lima waktu: Zohor, Asar, Maghrib, Ishak dan Subuh.

Soalan 6 :
Apakah Yang enam tiada tujuhnya ?
Hari-hari Allah telah menciptakan langit dan bumi. Ini semua tersebut di dalam Kitab-kitab suci juga.

Soalan 7 :
Apakah Yang tujuh tiada lapannya ?
Tujuh petala langit dan tujuh lapis bumi yang disebut di dalam Kitab Suci juga.

Soalan 8 :
Apakah Yang lapan tiada sembilannya ?
Bilangan Malaikat yang memikul Arash Allah Taala yang disebutkan di dalam Kitab Suci (ertinya): dan akan memikul Arash Tuhan kamu pada hari (Kiamat) itu
adalah lapan Malaikat.

Soalan 9 :
Apakah Yang sembilan tiada sepuluh ?
Bilangan kaum daripada golongan manusia yang menjadi kerosakan bumi Allah, sebagaimana yang tersebut di dalam Kitab Suci (ertinya): di dalam kota itu dahulu terdapat sembilan kumpulan yang menjadi perosak bumi, mereka tidak pernah melakukan yang baik.

Soalan 10 :
Apakah Sepuluh yang sempurna ?
Kewajipan puasa sepuluh hari ke atas orang yang berihram haji sebagaimana firman Allah Taala (ertinya): Maka hendaklah ia (orang yang berihram haji) berpuasa tiga hari semasa haji dan tujuh hari setelah balik ke negerinya. Itulah dia sepuluh yang sempurna.

Soalan 11 :
Apakah itu Yang sebelas ?
Saudara-saudara Nabi Yusof Alaihissalam.

Soalan 12 :
Apakah itu Yang dua belas ?
Bilangan bulan dalam setahun.

Soalan 13 :
Apakah itu Yang tiga belas ?
Mimpi Nabi Yusof Alaihissalam yang tersebut di dalam Kitab Suci: Sesungguhnya Aku melihat sebelas bintang, matahari dan bulan.
Jumlahnya tiga belas.

Soalan 14 :
Siapakah Orang yang berdusta,kemudian dapat masuk Syurga ?
Mereka ialah saudara-saudara Nabi Yusof Alaihissalam. Mereka memberitahu ayah mereka Nabi Yaakob Alaihissalam bahawa Yusof telah di makan serigala. Mereka membawa pakaiannya yang dilumur dengan darah kambing. Perkara yang mereka lakukan itu adalah suatu dusta.

Soalan 15 :
Siapakah Orang yang benar, tetapi mereka dimasukkan ke dalam neraka ?
Mereka ialah kaum Yahudi dan Nasrani, sesuai dengan firman Allah Ta’ala ( ertinya ) : telah berkata
Kaum Yahudi, kaum Nasrani itu tidak benar dan berkata kaum Nasrani pula kaum Yahudi itu tidak benar. Kedua-dua kaum itu berkata benar pada tuduhan mereka antara satu dengan lain, namun mereka tidak mahu tunduk kepada kebenaran yang ada di hadapan mereka iaitu mempercayai agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasalam sebagai agama yang sebelumnya. Lantaran itu mereka menduduki neraka.

Soalan 16 :
Apakah Tempat roh dalam badan manusia ?
Roh berada di dalam tubuh badan manusia yang hanya diketahui hakikatnya oleh Allah Taala kerana roh adalah merupakan urusan Allah Taala jua, berdasarkan firmannya (ertinya): katakan roh itu dari perkara urusan Tuhanku.

Soalan 17 :
Apakah itu Al Zariyati Zarwa ?
Nama empat macam angin.

Soalan 18 :
Apakah itu Al Hamilati Wakra ?
Awan gemawan di dada langit.

Soalan 19 :
Apakah itu Al Jariyati Yusra ?
Perahu-perahu yang belayar di laut.

Soalan 20 :
APakah itu Al Mukassimati Amra ?
Malaikat-malaikat yang bertugas membahagi-bahagikan rezeki kepada manusia pada malam Nisfu Syaaban.

Soalan 21 :
Apakah yang Yang empat belas ?
Tujuh petala langit dan tujuh lapis bumi yang sesuai dengan firman Allah Taala (ertinya): Maka Allah berfirman kepadanya iaitu kepada tujuh petala langit dan tujuh lapis bumi, datanglah kepada aku secara patuh terhadap perintahku ataupun secara terpaksa. Maka berkata kedua-dua langit dan bumi, “kami akan datang kepadamu secara patuh dan taat.”

Soalan 22 :
Apakah Kubur yang berjalan dengan penghuninya ?
Ikan besar yang menelan Nabi Yunus Alaihissalam. Nabi Yunus Alaihissalam di bawa oleh ikan ke mana-mana sahaja yang akhirnya dimuntahkan di pantai dengan izin Allah Taala.

Soalan 23 :
Apakah Yang bernafas, tetapi tidak mempunyai roh ?
Waktu subuh seperti firman Allah Taala (ertinya): demi subuh apabila ia terlepas.

Soalan 24 :
Apakah Air yang tidak turun dari langit dan tidak keluar dari bumi ?
Air yang dikirim oleh ratu Balqis kepada Nabi Sulaiman Alaihissalam di dalam botol iaitu air peluh kuda.

Soalan 25 :
Apakah Empat yang bukan daripada golongan manusia, Malaikat dan bukan daripada punggung lelaki dan daripada perempuan ?
Kibas yang di bawa Jibril Alaihissalam sebagai korban ganti Nabi Ismail Alaihissalam, unta Nabi Salleh Alaihissalam yang disembelih kaumnya, untuk Nabi Adam dan Siti Hawa Alaihissalam.

Soalan 26 :
Apakah itu Satu ciptaan Allah, lalu diingkarinya sebagai satu yang buruk ?
Suara keldai yang tidak sedap didengar, sesuai dengan firman Allah Taala (ertinya): sesungguhnya suara yang paling buruk ialah suara keldai

Soalan 27 :
Apakah Darah yang mula-mula mengalir ke bumi?
Darah Habil yang dibunuh oleh saudaranya Kabil.

Soalan 28 :
Apakah itu Sesuatu ciptaan Allah, lalu diangkat sesuatu yang berat ?
Helah kaum wanita, seperti Firman Allah Taala (ertinya): sesungguhnya tipu helah wanita adalah suatu tipu helah besar atau berat.

Soalan 29 :
Apakah Pada mulanya sebatang kayu kemudian menjadi roh?
Tongkat Nabi Musa Alaihissalam

Soalan 30 :
Siapakah Wanita yang paling utama ?
Hawa, ibu sekalian manusia, kemudian Khatijah dan Aisyah, Asiah (isteri Firaun) dan Maryam Binti Imran.

Soalan 31 :
Apakah Gunung yang paling utama ?
Gunung Tursina

Soalan 32 :
Apakah Binatang yang paling utama ?
Kuda.

Soalan 33 :
Apakah itu Bulan yang paling utama ?
Bulan Ramadhan.

Soalan 34 :
Apakah itu Malam yang paling utama.
Lailatul Qadar.

Soalan 35 :
Apakah itu Tentang Attaâ'mah?
Hari Kiamat.

Soalan 36 :
Pohon yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting ada 30 daun, setiap daun ada lima kembang, dua bunga di matahari dan tiga bunga di tepi kegelapan ?
Pohon itu “tahun” yang padanya ada 12 bulan, satu bulan ada 30 hari. Lima itu ialah lima waktu solat

Soalan 37 :
Apakah Satu benda yang pergi haji dan tawaf di Baitullah, tetapi tidak mempunyai roh dan tidak wajib haji ?
Bahtera Nabi Noh Alaihissalam.

Soalan 38 :
Empat jenis air yang lain rupanya dan rasanya, tetapi sumbernya satu ?
Air mata, air telinga, air hidung dan air mulut. Air mata masin, air telinga pahit, air hidung masin dan air mulut tawar.

Soalan 39 :
Apakah itu Nakir, fatil dan kitmir ?
Nakir ialah titik yang terdapat pada kulit luar benih, fatil ialah titik yang terdapat di dalam benih dan kitmir ialah kulit yang membaluti benih.

Soalan 40 :
Apakah itu Sabid dan Labad ?
Bulu kambing biri-biri dan kambing kasi.

Soalan 41 :
Apakah itu Sam dan Ram ?
Makhluk yang telah ada sebelum wujud Nabi Adam Alaihissalam.

Soalan 42 :
Apakah Maksud keldai Makwak ?
Keldai Makwak tanda ia melihat syaitan, lalu ia berkata: Allah melaknatnya.

Soalan 43 :
Apakah Maksud anjing menyalak ?
Anjing menyalak bermaksud: Awas! Celaka bagi penghuni-penghuni neraka dari kemurkaan Allah yang maha berkuasa.

Soalan 44 :
Apakah Maksud jeritan kuda ?
Kuda menjerit bermaksud: Maha suci Allah yang memeliharaku ketika tentera berpadu menyerang musuh dengan penuh semangat.

Soalan 45 :
Apakah Maksud jeritan unta. ?
Unta menjerit membawa maksud: Hasbiyallahu Wakafa Billahi Wakila (ertinya): Memadailah Allah bagiku dan cukuplah Dia tempat aku menyerahkan diriku.

Soalan 46 :
Apakah Maksud nyanyian burung Bulbul ?
Nyanyian Bulbul bermaksud: Maha suci Allah pada waktu pagi dan pada waktu petang.

Soalan 47 :
Apakah Maksud bunyi katak ?
Bunyi katak bermaksud: Maha suci Tuhan yang di sembah di mana-mana sahaja ada makhluknya dan di tempat-tempat yang tiada penghuninya.

Soalan 48 :
Apakah Maksud kata-kata burung Nakus ?
Maksud kata-katanya: Maha suci Allah sungguh-sungguh! Wahai anak Adam! Lihatlah di barat dan di timur di dunia itu, adakah makhluk yang menongkat langit?.

Soalan 49 :
Kaum daripada makhluk Allah yang diutus kepadanya, namun ia bukan dari kumpulan jin, manusia dan Malaikat ?
Makhluk itu adalah lebih seperti Firman Allah Taala (ertinya): dan Tuhan kamu telah mewahyukan kepada lebih…

Soalan 50 :
Di mana malam ketika siang dan di mana siang ketika malam.?
Kedua-duanya berada di dalam ilmu Allah Taala yang amat sulit.


SOALAN DARI ABU YAZID

Kata Abu Yazid, “saya sudah jawab semua pertanyaan tuan. Sekarang ada lagikah soalan-soalan lain?”

Semua pendeta menjawab, “tidak ada lagi,”

Kemudian Abu Yazid mengemukakan pertanyaan kepada mereka.

“beritahu saya kunci Syurga dan Neraka langit.”

Tidak seorang pun yang dapat menjawabnya dan mereka mengaku bahawa memang mereka tidak tahu jawapannya. Baru satu soalan sudah tidak dapat dijawab sedangkan Abu Yazid telah menjawab berpuluh soalan.

Mereka meminta ketua paderi menjawab, namun ia membisu. Katanya, “bukan saya tidak mahu menjawab, tetapi saya takut kamu semua tidak bersetuju.”

Mereka hairan mendengar kata-kata ketua paderi itu. Akhirnya mereka mendesak juga dan bersedia untuk bersetuju dan menerima kata-kata ketua mereka.
“bahawa kunci Syurga dan kunci langit itu tidak lain ialah “LAILA HAILLALLAH HU MUHAMMAD DARRASULULLAH.”Tegas ketua paderi.

Mereka semua tersentak, terdiam. Lalu Abu Yazid berkata, “memang benar kata ketua kamu ini.”
Semua paderi memeluk Islam

Abu Yazid menuntut janji kepada ketua paderi dan persetujuan pengikut-pengikutnya.
“Sahabat-sahabat sekalian percayalah bahawa apa yang saya beritahu itu adalah benar. Saya tidak didesak oleh mana-mana tekanan. Memang sudah lama saya fikirkan hendak menyampaikan perkara ini kepada sahabat-sahabat semua, tetapi saya bimbang sahabat-sahabat tidak akan percaya kepada saya lagi. Saya hanya menunggu waktu.”

“Dari mana tuan mengetahui perkara ini?” Tanya salah seorang paderi.

“Dari ketua sebelum saya.” Jelas ketua paderi.

“Sebelum ketua itu meninggal dunia dia telah bersumpah bahawa perkara yang dikatakan itu adalah benar.” Sambung ketua paderi itu.

“Kalau begitu, apa lagi yang kita tunggu!”

Ketua paderi dan pengikut-pengikutnya semuanya memeluk Islam disebabkan oleh Abu Yazid.

Ilmu Abu Yazid telah menyelamatkan daripada maut. Ilmu ketua paderi telah menyelamatkan daripada kesesatan dan ilmu kedua-duanya telah menutup tabir kejahilan dan menyingkap tabir kebenaran dan Islam!

Jalan-Jalan Ke Syurga


Jalan-Jalan Ke Syurga

Pada setiap pagi Jumaat, sebelum menunaikan solat Jumaat, seorang Imam dan anaknya yang berumur 7 tahun akan berjalan menyusuri jalan di sebuah kota dan menyebarkan risalah bertajuk “Jalan-jalan Syurga” dan beberapa karya Islamik yang lain.
Pada satu pagi Jumaat yang indah, pada ketika Imam dan anaknya itu hendak keluar seperti biasa menghulurkan risalah-risalah Islam itu, hari itu menjadi amat dingin dan hujan mulai turun dengan lebatnya.
Anak kecil itu mula membetulkan jubahnya yang masih kering dan panas dan seraya berkata “Ayah! Saya sudah bersedia”
Ayahnya terkejut dan berkata “Bersedia untuk apa wahai anakku?”.
“Ayah bukankah ini masanya kita akan keluar menyampaikan risalah Allah”
“Anakku! Bukankah sejuk keadaan di luar tu dan hujan juga agak lebat”
“Ayah bukankah masih ada manusia yang akan masuk neraka walaupun ketika hujan turun”
Ayahnya menambah “Ayah tidak bersedia hendak keluar dalam keadaan cuaca sebegini”
Dengan merintih anaknya merayu “Benarkan saya pergi dulu wahai ayah?”
Ayahnya berasa agak ragu-ragu namun menyerahkan risalah-risalah itu kepada anaknya. “Pergilah nak dan berhati-hatilah. Allah bersama-sama kamu!”
“Terima kasih Ayah”sambil memeluk dan mencium pipi ayahnya.
Dengan wajah bersinar-sinar anaknya itu pergi meredah hujan dan susuk tubuh kecil itu hilang dalam kelebatan hujan waktu itu. Anak kecil itu pun menyerahkan risalah-risalah tersebut kepada sesiapa pun yang dijumpainya. Begitu juga dia akan mengetuk setiap rumah dan memberikan risalah itu kepada penghuninya. Setelah dua jam, hanya tinggal satu saja risalah “Jalan-jalan Syurga” ada pada tangannya. Dia berasakan tanggungjawabnya tidak akan selesai jika masih ada risalah di tangannya itu.
Dia berpusing-pusing ke sana dan ke mari mencari siapa yang akan diserahkan risalah terakhirnya itu namun dia gagal. Akhirnya dia ternampak satu rumah yang agak terperosok di jalan itu dan mula mengatur langkah menghampiri rumah tersebut. Apabila sampai sahaja di rumah itu, lantas memberi salam dan ditekannya loceng rumah tersebut. Dia tunggunya sebentar dan ditekan sekali lagi namun tiada jawapan.

Diketuk pula pintu lalu memberi salam, namun sekali lagi tiada jawapan. Bagai ada sesuatu yang memegang tubuhnya daripada pergi, mungkin rumah inilah harapannya agar risalah ini diserahkan. Dia mengambil keputusan menekan loceng sekali lagi.
Akhirnya pintu rumah itu dibuka. Berdiri di depan pintu adalah seorang lelaki dalam lingkungan 50an. Mukanya suram dan sedih.
“Nak, apa yang pakcik boleh bantu?”
Wajahnya bersinar-sinar seolah-olah malaikat yang turun dari langit.
“Pakcik, maaf saya mengganggu, saya hanya ingin menyatakan yang ALLAH amat sayangkan pakcik dan sentiasa memelihara pakcik. Saya datang ini hanya hendak menyerahkan risalah akhir ini dan pakcik adalah orang yang paling bertuah”.
Dia senyum dan tunduk wajahnya sebagai tanda hormat sebelum melangkah pergi.
“Terima kasih nak dan Tuhan akan melindungi kamu wahai anak” dalam nada yang lembut.
Minggu berikutnya sebelum waktu solat Jumaat bermula, seperti biasa Imam memberikan ceramahnya. Sebelum selesai dia bertanya “Ada sesiapa nak menyatakan sesuatu.”
Tiba-tiba sekujur tubuh bangun dengan perlahan dan berdiri. Dia adalah lelaki separuh umur itu. “Saya rasa tiada sesiapa dalam perhimpunan ini yang kenal saya. Saya tak pernah hadir ke majlis ilmu ini walaupun sekali. Untuk pengetahuan semua, sebelum Jumaat minggu lepas saya bukan seorang Muslim. Isteri saya meninggal beberapa tahun lepas dan meninggalkan saya keseorangan dalam dunia ini.”
Air mata mulai bergenang di kelopak matanya.
“Pada Jumaat minggu lepas saya mengambil keputusan untuk membunuh diri. Jadi saya ambil kerusi dan tali. Saya letakkan kerusi di atas tangga menghadap anak tangga menuruni. Saya ikat hujung tali di galang atas dan hujung satu lagi diketatkan di leher. Apabila sampai masa saat saya untuk terjun, tiba-tiba loceng rumah saya berbunyi terdengar panggilan salam yang amat merdu dari suara anak kecil. Saya tunggu sebentar, pada anggapan saya, siapa pun yang menekan itu akan pergi jika tidak dijawab. Kemudian ia berbunyi lagi beserta dengan salam. Kemudian saya mendengar ketukan dan loceng ditekan sekali lagi”.

“Saya bertanya sekali lagi. Belum pernah pun ada sesiapa pun yang menekan loceng ini setelah sekian lama. Lantas saya melonggarkan tali di leher dan terus pergi ke pintu”
“Seumur hidup saya belum pernah saya melihat anak kecil yang comel itu. Senyumannya benar-benar ikhlas dan suaranya seperti malaikat”.
“Pakcik, maaf saya mengganggu, saya hanya ingin menyatakan yang ALLAH amat sayangkan pakcik dan sentiasa memelihara pakcik” itulah kata-kata yang paling indah yang pernah saya dengar”.
“Saya melihatnya pergi kembali menyusuri hujan yang amat lebat. Saya kemudian menutup pintu dan terus membaca risalah itu setiap muka surat. Akhirnya kerusi dan tali yang hampir-hampir menyentap nyawa saya diletakkan semula ditempat asalnya. Saya tak perlukan itu lagi”.
“Lihatlah, sekarang saya sudah menjadi seorang muslim yang bahagia, yang menjadi hamba kepada Tuhan yang taat pada yang satu DIA adalah ALLAH. Di belakang risalah terdapat alamat ini dan itulah sebabnya saya di sini hari ini. Jika tidak disebabkan malaikat kecil yang datang pada hari itu tentunya roh saya ini akan tersesat berada selama-lamanya di dalam neraka”
Tiada satu pun anak mata di masjid waktu itu dalam keadaan kering. Ramai pula yang berteriak dan bertakbir ALLAHUAKBAR! Imam lantas turun dengan pantas dari mimbar lantas terus memeluk anaknya yang berada di kaki mimbar dan menangis sesungguh-sungguh hatinya. Jumaat ini adalah Jumaat yang paling indah dalam hidupnya.
Tiada anugerah yang amat besar dari apa yang dia ada pada hari ini. Iaitu anugerah yang sekarang berada di dalam pelukannya. Seorang anak yang seumpama malaikat. Biarkanlah air mata itu menitis. Air mata itu anugerah ALLAH kepada makhlukNya yang penyayang.