Sabtu, 3 November 2012

Meneladani Kehidupan Rumah Tangga Rasulullah


Dalam sebuah hadits  Rasulullah SAW bersabda :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأََهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأََهْلِي

Artinya : ”sebaik-baik diantara kamu adalah yang terbaik kepada keluarganya, dan aku adalah sebaik-baik diantara kamu terhadap keluargaku” (H.R. Tirmidzi)

Sebagai seorang Muslim sudah selayaknya menjadikan Rasulullah sebagai panutan dalam berbagai hal termasuk dalam berumah tangga. Dengan berharap bisa menjadi suami/ayah yang baik terhadap istri dan anaknya (karena tersus terang saja sampai saat ini masih sulit bagiku untuk menjadi suami/ayah yang baik buat anak/istrinya) maka tulisan ini mencoba mengajari diri saya sendiri untuk meneladani prilaku Rasulullah SAW terhadap keluarganya. Dalam berumah tangga Rasulullah adalah sosok yang patut dibanggakan karena beliau adalah :

A.     Ayah Teladan

Dia dikenal sebagai seorang ayah yang penuh perhatian kepada anak-anaknya, meskipun mereka sudah dewasa dan berkeluarga. Ketika hendak berangkat perang Badar, Rasulullah berpesan kepada Usman bin Affan untuk tidak ikut berperang dan disuruh menjaga istrinya, Ruqayyah putrid Rasulullah SAW yang sedang sakit. Tak lama kemudian Ruqayyah meninggal dunia, sekembalinya dari perang badar yang pertama kali beliau lakukan adalah pergi ke pusara putrinya itu bersama-sama Fatimah putrid bungsunya yang saat itu masih berumur 20 tahun.

B.      Mertua Pengertian

Satu minggu setelah pulang dari perang badar Rasulullah mendorong Ali Bin ABi Thalib untuk melamar Fatimah secara resmi. Pada mulanya Ali ragu karena merasa dirinya miskin, meski telah memiliki tempat tinggl sederhana. Tetapi mengingat yang meminta itu adalah Rasulullah, Ali pun menyatakan kesediaannya.

C.   Datuk Penyayang

Seringkali Rasulullah membawa cucunya hasan dan husen ke mesjid dengan menggendongnya di bahu. Ketika ia berdiri dan membaca ayat-ayat dalam shalat sang cucu tetap berada dalam gendongannya. Baru ketika ia hendak melakukan rukuk dan sujud sang cucu diturunkan untuk kemudian digendong lagi ketika hendak berdiri pada rakaat selanjutnya.

D.     Suami teladan

Sebagai seorang suami banyak sekali perbuatan-perbuatan Rasulullah yang harus kita teladani, dan alangkah mulianya seorang suami jika bisa melakukan perbuatan-perbutan yang dicontohkan oleh Rasulullah, walu mungkin pada zaman sekarang ini aka nada orang yang mengatakan sebagai suami yang takut istri (naudzu billah), perbuatan Rasulullah yang mulia terhadap istrinya dan tidak menurunkan martabat kerasulannya itu diantaranya adalah :

1.      Suami membukakan pintu Kenderaan atau Rumah untuk Istrinya.

Tidaklah berlebihan dan tidak pula dapat merendahkan martabat suami dihadapan istrinya jika sang suami membukakan pintu rumah atau mobil untuk istrinya. Dan hal ini bukanlah aib atau kemunduran justru ini adalah ahlaq mulia yang dapat menumbuhkan sikap sayang dan perhatian dari suami terhadap istri yang pada gilirannya akan dibalas dengan sikap hormat dan ketaatan dari istri terhadap suaminya. (kecuali istri-istri yang tidak pandai bersyukur, karena dia hanya akan memanfaatkan kebaikan akhlaq suaminya untuk memperbudak suaminya sendiri  -naudzubillah).
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan, “Bahwasanya Rasulullah duduk di sisi unta beliau. Kemudian Beliau meletakan lututnya, lalu istri beliau Shafiyah meletakkan kakinya di atas lutut Nabi saw hingga ia naik ke unta” (subhanallah betapa mulia akhlaqmu Ya Rasulullah).

2.      Mencium Isteri sebelum pergi dan datang dari bepergian

Sangatlah indah jika ketika hendak pergi suami mencium istrinya dan istri memberikan ciuman kepada suaminya. Begitu juga ketika datang istri menyambut kedatangan suami dengan ciuman   penuh kemesraan. Ciuman yang tulus penuh kesucian dan kehormatan adalah senjata ampuh untuk melawan segala rayuan yang terjadi setiap hari dan tersebar dimana-mana.
Diantara hal yang diamanahkan Rasulullah adalah anjuran kepada para suami agar mencium istrinya sebelum pergi ke kantor atau ke luar kota. Aisyah berkata : “Rasulullah menciumku, kemudian beliau pergi ke mesjid untuk melakukan shalat tanpa memperbarui wudlunya” (H.R Abdurrazaq, Ibnu Majjah, Aththabrani, dan Daraqutni)

3.      Makan sepering berdua

Rasulullah telah memberikan contoh untuk makan sepirng berdua dengan istrinya, hal itu dimaksudkan untuk menunjukkan kecintaan kepada sang istri bahkan Rasulullah meletakkan mulutnya di bekas mulut istrinya pada gelas yang sama.
Aisyah berkata : “Pernah aku minum, sedangkan aku pada saat itu sedang haid. Kemudian aku memberikan minuman tersebut kepada Rasulullah saw dari bejana yang sama, dimana beliau menempelkan mulutnya persis ditempat bekas aku minum, lalu beliau minum. … (H.R. Muslim)

4.      Berlemah lembut dan menemani istrinya yang sakit

Diriwayatkan oleh Aisyah RA bahwa, Nabi saw adalah orang penyayang lagi lembut. Dan beliau akan menjadi orang yang sangat lembut dan paling banyak menemani ketika istrinya sedang sakit (H.R. Bukhori dan Muslim)

5.      Bersenda gurau dan membangun keakraban

Nabi saw adalah orang yang romantis dan lemah lembut kepada keluarganya, sering becanda tapi tetap penuh adab dan sopan santun serta keluhuran akhlaq. Sikap romantic belaiu sangat mengagumkan dan menakjubkan, seperti terlukis dalam salah satu hadits. “Rasulullah adalah orang yang paling banyak bergurau, bersama istri-istri belia. Maksudnya Rasulullah adalah orang yang tidak kaku apalagi kasar terhadap istri dan keluarganya tetapi banyak bercanda,  bergurau, dan bergembira.

6.      Tetap Romantis dan akrab saat istri sedang haid.

Keromantisan Rasulullah tetap terasa oleh Aisyah istrinya walaupun Aisyah dalam keadaan haid, dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah pernah meminta Aisyah untuk mengahangatkan tubuhnya padahal Aisyah dalam keadaan haid, Rasulullah berkata : “Mendekatlah kepadaku, hangatkanlah diriku, hangatkanlah diriku !”. Lalu kukatakan pada beliau, “saya sedang haid”. Beliau berkata, “walaupun engkau sedang haid, singkaplah kedua pahamu”. Lalu kubukakan kedua pahaku dan beliau meletakkan pipi dan kepalanya (juga dadanya) di atas kedua pahaku (aku mendekap beliau) hingga beliau merasa hangat dan tertidur. (H.R. Bukhari)

7.      Mandi Bersama

Dalam waktu senggang memang sangat baik suami istri bisa saling memandikan satu sama lainnya, baik karena kebutuhan kesehatan atau untuk menjalin kaharmonisan, bahkan mungkin untuk kepentingan ta’lim (pembelajaran), karena mungkin saja seorang istri belum memahami bagaimana cara mandi besar (mandi wajib sehabis junub)yang benar, maka seorang suami berkewajiban mengajarkan istrinya agar bisa melaksanakan mandi besar yang benar.
Berkata Aisyah :  ”Aku mandi bersama Rasulullah SAW dalam satu bejana, aku mendahuluinya dan ia mendahuluiku (mengambil wadah) sampai-sampai ia berkata : “tinggalkan untukku”, dan aku berkata, “tinggalkan untukku. (H.R. An Nasai)

8.      Mengajak istri makan di luar sambil refreshing.

Dari Anas bahwa rasulullah SAW memiliki tetangga berkebangsaan Persia. Dia telah memasak kuah yang enak untuk Rasulullah. Kemudian dia mendatangi Rasulullah dan mengundang makan. Rasulullah berkata : “dengan dia?” sambil menunjuk kepada Aisyah. Dia (orang Persia) berkata : “tidak”. Kemudian Rasulullah berkata : “kalau begitu tidak”. Kemudian tetangga itu datang lagi mengundang Rasulullah . Rasulullah berkata : “dan bagaimana dengan orang ini (Aisyah) ?. Orang Persia itu berkata : “tidak”. Rasulullah berkata : “jika begitu tidak”. Kemudian orang itu kembali lagi mengundang Rasulullah. Rasulullah saw berkata : “dengan dia?”. Orang Persia itu menjawab, “Ya boleh”. Kemudian Rasulullah SAW dan Aisyah pun berjalan berurutan hingga mendatangi rumah tetangga beliau tadi.(HR.Muslim)

9.      Saling membersihkan setelah berhubungan

Aisyah berkata : “seyogyanya bagi seorang istri yang cerdik, hendaklah ia mengambil secarik kain. Dan apabila suaminya menggaulinya, ia pun menyerahkan kain tersebut kepada suaminya. Lalu suami mengusap (sperma) darinya. Dan istrinya pun mengusap (sperma atau benda=cairan lain) darinya (ibnu Qudamah).

10.  Bersandar di atas dada Istri dan tidur di atas pahanya

Suatu gambaran yang indah, manakala punggung Rasulullah SAW bersandar pada perut “Aisyah, sedangkan kepala beliau berada di dadanya. Ini melukiskan, keserasian, keharmonisan, dan kesatuan jiwa antara suami istri yang saling mencintai.

11.  Suami Istri berpelukan saat tidur

12.  Prilaku Rasulullah yang menggambarkan tentang hal ini sama dengan riwayat nomor enam (Tetap Romantis dan akrab saat istri sedang haid)

13.  Mengajak Istri Pergi Ke Luar Kota

Aisyah berkata, “adalah Rasulullah saw apabila hendak ke luar kota, beliau mengundi diantara istri-istrinya. Maka jatuhlah undian pada Aisyah dan Hafsah. Kemudian keduanya ke luar dengan beliau bersama-sama (H.R Bukhori)

14.  Suami Menyuap Istri

Saling menyuapi antara suami istri dapat memecahkan kebekuan rutinitas sehari-hari. Selain itu hal ini juga dapat menambah kecintaan, memperkokoh keharmonisan keluarga. Rasulullah saw bersabda : “Tidaklah kamu memberi satu nafkahpun yang kamu niatkan untuk megharap wajah Allah SWT kecuali kamu akan diberi pahala atasnya, hingga apa yang kamu letakan pada mulut istrimu”. Dalam riwayat lain disebutkan “sesungguhnya apapun yang kamu nafkahkan, maka hal itu adalah sedekah hingga suapan yang kamu suapkan ke mulut istrimu”. Dalam riwayat lain, “kamu menaruh (suapan) pada mulut istrimu (H.R. Bukhori)

15.  Mencium istri dari waktu ke waktu

Aisyah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW menciumnya sedangkan beliau dalam keadaan berpuasa. Kemudian beliau bersabda, “sesungguhnya ciuman itu tidak membatlkan wudlu dan tidak membuat buka orang yang berpuasa”.
Dan beliau berkata, “wahai humaira (panggilan untuk Aisyah) sesungguhnya dalam agama kita terdapat kelapangan”. Rasulullah tetap berpuasa, beliau mencium di bagian mana saja bagian wajahku hingga beliau berbuka. (H.R. An Nasai dalam sunan al kubra)

16.  Suami mengantar istri ketika ke luar

Sayyidah Shafiyah binti Huyay, istri Nabi SAW berkata : “Rasulullah saw sedang beritikaf. Kemudian aku mendatangi beliau dan menjenguknya pada malam hari, dan aku berbincang-bincang dengan beliau. Lalu aku berdiri hendak kembali. Beliau kemudian berdiri bersamaku untuk mengantarku (menemani Shafiyah sampai ke pntu), dan beliau berkata : “jangan terburu-buru hingga aku mengantarmu (H.R. Bukhori dan Muslim)

17.  Suami istri berjalan-jalan di malam hari.

Aisyah berkata, “adalah Rasulullah saw apabila hendak ke luar kota, beliau mengundi diantara istri-istrinya. Maka jatuhlah undian pada Aisyah dan Hafsah. Kemudian keduanya ke luar dengan beliau bersama-sama. Dan Rasulullah apabila datang waktu malam, beliau berjalan bersama Aisyah dan berbincang-bincang dengannya”.  (H.R Bukhori)
18.  Istri menyisir rambut suaminya
Dalam sebuah riwayat Aisyah berkata, bahwa Nabi saw jika beritikaf beliau mendekatkan kepalanya kepadaku. Kemudian aku menyisirnya, sedangkan aku dalam keadaan haid (H.R. Bukhari)

19.  Istri menaburkan parfum ke badan suaminya

Aisyah r.a berkata : “Aku meminyaki Rasulullah SAW, kemudian beliau berkeliling kepada istri-istrinya. Lalu beliau berihram dan menyebarlah bau minyak wangi (H.R. Bukhari)
Dan Aisyah berkata : “Aku telah meminyaki Rasulullah saw dengan sebaik-baik minyak wangi (H.R. Bukhari)

20.  Ungkapan cinta dan kasih sayang setiap hari

Berterus terang tentang cinta dan mengungkapkan perasaan sayang terhadap istri merupakan salah satu seni bergaul yang dicontohkan Rasulullah saw. Alangkah baiknya sang suami memanggil istri dengan nama terbaik yang disukainya. Bisa juga disampaikan panggilan-panggilan sayang seperti honey, yayang, my queen, my darling, dear, neng, diajeng, atau sapaan khusus hanya suami istri saja yang tahu.
Seringkali Rasulullah memanjatkan Aisyah dengan ucapan “wahai Humaira” (panggilan sayang untuk Aisyah).

21.  Meletakkan pipi di atas pipi

Diantara keharmonisan lain Rasulullah adalah mengajak istrinya ke tempat hiburan dan duduk berdampingan dengan mesra. Aisyah berkata “bahwasanya Rasulullah sedang duduk kemudian terdengar oleh  kami kegaduhan dan suara anak-anak. Rasulullah kemudian berdiri dan ketika itu ada seseorang yang sedang menari dan anak-anak berada disekitarnya. Beliau lalu berkata : “wahai Aisyah kemarilah dan lihatlah (apakah engkau ingin melihatnya?) lalu kujawab, “ya”. Lalu beliau memberdirikanku dibelakan beliau dan pipiku di atas pipi beliau. Dan kuletakan bahuku di atas bahu Rasulullah SAW (H.R. Bukhari).

22.  Suami Istri membiasakan berolah raga

Aisyah berkata : “Aku keluar bersama Rasulullah SAW (dalam sebuah perjalanan) dan ketika itu aku masih ramping. Lalu kami berhenti di sebuah tempat perhentian, kemudian ia berkata kepada para shahabatnya, “majulah kalian terlebih dahulu (untuk berlomba)”. Hal itu dilakukan agar tidak ada dari mereka yang melihat gerakan istri beliau saat perlombaan. Kemudian beliau berkata kepadaku, “kemarilah hingga aku berlomba denganmu.” Lalu beliau berlomba denganku dan aku mampu mendahuluinya. …. (H.R. An Nasai)

23.  Memberikan kesenangan kepada Istri

Dari Said bin Yazid bahwa ada seorang wanita menghadap Rasulullah SAW, beliau kemudian berkata, “wahai Aisyah, tahukan engkau siapakan wanita ini ?” Aisyah berkata : “tidak wahai Nabi Allah”. Kemudian Beliau berkata, “Ini adalah budak yang pandai bernyanyi dari Bani Fulan, suka kah engkau bila dia bernyanyi untukmu?” Aisyah menjawab : “Ya”. Kemudian beliau memberi wanita itu sebuah talam, dan dia pun menyanyi. (H.R. Ahmad dan Thabrani)

24.  Memperhatikan perasaan Isteri.

Setiap wanita memiliki perasaan cumburu terhadap suaminya, termasuk juga istri-istri Nabi, terhadap masalah ini Rasulullah menjaga perasaan yang berkenaan dengan hak-hak seluruh istrinya.

Anas bin Malik ra berkata : “Rasulullah SAW mengadakan walimah ketika menikah dengan Zaenab binti Jahsy. Maka orang-orang pun kenyang dengan roti dan daging. Kemudian beliau ke luar menuju beberapa bilik ummahatul mukminin(istri-istri beliau) sebagaimana yang biasa belaiu lakukan pada pagi hari beliau menikah. Lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka, dan mereka mengucapkan salam kepada beliau, serta beliau mendoakan mereka dan merekapun mendoakan beliau (H.R. Muslim)

Kecemburuan sebagian istri terkadang mendorong mereka untuk mendoakan kejelekan bagi suami atau istri yang baru, ataupun terhadap kedua-duanya. Ucapan salam beliau kepada istrinya dan sebaliknya menunjukan bukti cinta, kasih sayang serta kelembutan dari suami dan istri. Mereka tidak saling menghinakan, malah saling mendoakan. Mendatangi dan mendoakan istri yang tua merupakan puncak kasih sayang dan peduli kepadanya, sehingga kehadiran istri yang baru tidak akan menjadi ancaman dan melupakan istri yang lama.
Demikian indah perilku yang dicontohkan Rasulullah kepad istri-istri beliau, bisakah kita ummatnya meniru kesemua (24) prilaku Rasul di atas ?. Jika kita tidak bisa melaksanakan seluruhnya maka jangan kita tinggalkan seluruhnya, sebagian saja telah bisa kita laksanakan dari 24 prilaku Rasul terhadap istrinya, insya Allah hal itu akan menjadi modal kita untuk bisa melakukan sebagian besar apa-apa yang dicontohkan Rasul bagi ummatnya dalam berbagai hal.
Jika kita berusaha melakukan apa-apa yang telah dicontohkan Rasul di atas, masih takutkah kita (para suami) dicap sebagi suami takut istri ? (naudzubillah).

Wallahu ‘alam bishshawab

Sumber : Muhammad SAW the Super Leader Super Manager
Karya    : Dr Muhammad Syafii Antonio M.Ec

Jumaat, 2 November 2012

Mencintai Taubat


Oleh K.H. Abdullah Gymnastiar

Betapapun Rasulullah SAW sudah menegaskan bahawa satu kebaikan akan dilipat gandakan balasannya menjadi sepuluh kali dan satu kesalahan hanya dicatat satu. Namun, jika kita lihat hari-hari yang kita jalani sambil membuat dosa adalah lebih banyak daripada ganjaran yang kita raih. Sedangkan setiap detik yang berlalu, usia kita semakin berkurang, sedangkan dosa kian membumbung tinggi. Allah Maha Pemurah telah menyediakan taubat dengannya akan terhapus seluruh dosa-dosa sekiranya kita bertaubat dengan taubat nasuha (taubat yang sebenar-benarnya). Perintah untuk bersegera dalam bertaubat telah Allah SWT jelaskan dalam firman-Nya:

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. Iaitu, orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang mahupun di waktu sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali-Imran : 133-134)

Demikian pula Rasulullah SAW menuntut umatnya untuk bertaubat,
“Takutlah kamu kepada Allah di mana saja kamu berada dan susulilah keburukan dengan perbuatan kebaikan, pasti akan menghapusnya.” (Hadis Riwayat Tirmidzi)

Semakin hari, perjalanan hidup kita semakin singkat, umur kita semakin meningkat sedangkan dosa kita kian banyak. Kita bukanlah malaikat dan pasti ada peluang tergelincir. Namun, kita juga bukan syaitan, peluang untuk selamat masih terbuka lebar. Oleh kerana itu, jangan takut oleh dosa besar yang sudah terjadi, jikalau disertai dengan taubat. Setiap dosa akan diampuni selama kita benar-benar taubat, kecuali bagi mereka yang sudah terlanjur berburuk sangka atas ampunan Allah SWT. Dosa sebesar gunung, keampunan Allah SWT boleh jadi seluas langit dan bumi. Barang siapa yang merasa berlumur dan bergelumang maksiat, maka keampunan Allah SWT lebih besar lagi. Justeru orang yang tidak mahu taubat itu yang menjadi masalah. Namun jangan pula kita menganggap remeh dosa-dosa kecil. Semua perbuatan akan diperhitungkan. Sebagaimana kata sebahagian ulama’ : “Jangan lihat kecilnya dosa, tapi lihat terhadap siapa dosa itu diperbuat?”

Keampunan Allah SWT itu benar-benar melimpah. Maka taubat nasuha adalah tanda bahawa kita benar-benar telah bertaubat. Apakah taubat nasuha itu? Rasulullah SAW setiap hari paling kurang 100 kali beristighfar memohon keampunan. Padahal baginda telah dipelihara dari dosa dan dijamin akan masuk syurga. Terdapat tiga langkah dalam mengusahakan taubat nasuha, iaitu:

  • Pertama, kita harus belajar menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan.
Tidak diterima orang yang bertaubat jika masih merasa bangga dengan keburukan masa lalunya. Jangan sampai kita berfikir untuk mengulanginya lagi. Kita harus berfikir, mengapa hidup ini harus kita sia-siakan? Mengapa mata ini berlumur dosa? Mengapa tubuh saya bergelumang maksiat? Rasa sakit, perih penyesalan, itulah tanda-tanda taubat yang berkualiti.

  • Kedua, kita haruslah memohon keampunan secara jelas.
Misalnya dengan berdoa seperti di bawah :
Taubat mesti disertai doa keampunan yang jelas seperti doa Nabi Yunus a.s. :
Berdoa memohon keampunan Allah SWT boleh dibuat menggunakan apa jua bahasa pun, asalkan ikhlas.

  • Ketiga, mempunyai keinginan yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa itu lagi.
Bukan sahaja perlakuan tidak mengulanginya, namun sekadar niat saja perlu disingkirkan. Jangan kita bertaubat tetapi kita juga mempunyai niat untuk mengulangi lagi. Dan seperti yang diungkapkan oleh riwayat bahawa salah satu komponen kesempurnaan taubat adalah dengan menutupinya dengan berbuat kebaikan. Kalau dulu kita pernah mengambil wang secara kurang halal, selain kita harus membersihkan diri, kita juga harus mengembalikannya pada yang berhak dan perbanyakkan sedekah. Jika pernah meminum minuman yang haram, makan makanan haram, selain dengan taubat, banyak-banyaklah sedekah. Kalau kita pernah menyakiti seseorang, selain kita perlu minta maaf, banyakkan menolong orang, mendoakan kebaikan orang dan berhati-hatilah agar tidak menyakiti lagi.

Sebusuk-busuk dosa adalah orang yang tidak mahu bertaubat. Jangan meremehkan orang yang pernah berdosa dan kemudiannya bertaubat kerana siapa tahu taubatnya lebih bagus daripada taubat kita yang merasakan sudah banyak beramal. Kalau ada seseorang yang menjerit dalam hati memohon keampunan kepada Allah SWT, berderai airmata kerana dia berlumur dosa, jangan kita remehkan kerana siapa tahu taubatnya itu akan diampuni, berserta dosa-dosanya yang lain. Ciri taubat seseorang diterima adalah terjadinya perubahan pada diri setelah dia bertaubat. Orang yang berubah menjadi semakin baik, dia mendapatkan taufiq dari Allah SWT. Orang yang bertaubat akan senang mencari ilmu. Dia sering menghadiri majlis ta’alim, melakukan aktiviti-aktiviti yang dapat menambahkan keimanannya kepada Allah SWT. Ciri kedua, dia makin senang berbuat kebaikan. Solatnya menjadi semakin baik, makin menepati waktu solat, senang berjemaah, sedekahnya kian melimpah.

Allah SWT berfirman di dalam al-Quran,

Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami kepada mereka. Dan sesungguhnya Allah benar-benar berserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut : 69)

Orang yang taubatnya baik, maka akhlaknya pun akan makin baik, semakin dermawan serta jelas peningkatan pada pekertinya. Kita disuruh untuk bersegera memohon keampunan dan memperbanyakkan istighfar pada Allah SWT atas dosa yang telah kita lakukan kerana orang yang banyak istighfar itu Insya’ Allah batinnya akan lebih tenteram, akan selalu ada jalan keluar bagi segala permasalahan yang dihadapinya dan Allah SWT akan mewariskan rezeki dari tempat yang tidak diduga-duga. Makin banyak kita bertaubat, Insya’ Allah kita akan semakin bersedia untuk pulang kepada-Nya. Jangan kita melambat-lambatkan perbuatan taubat, walaupun pada anak sendiri. Waktu terbaik adalah sepertiga malam menjelang Subuh. Menjelang waktu Maghrib dari Asar, sewaktu ibadah haji ataupun ketika bulan Ramadan. Beristighfarlah terus, baik sambil berjalan, duduk atau sambil berbaring.

Jika kita bertaubat, lalu tergelincir lagi dan bertaubat lagi dan tergelincir lagi sampai kita bosan taubat, Allah SWT tidak akan pernah bosan untuk menerima taubat kita. Yang penting, kita tidak boleh merancangnya. Kerana kalau sudah dirancang, tidak dikira sebagai taubat kerana merancang taubat beerti merancang berbuat dosa sebelumnya. Perbanyakkanlah taubat! Gunakanlah salah satu cara yang efektif. Mulailah dengan menghitung dosa kita kepada Allah SWT, kepada orang tua, kepada orang-orang sekeliling kita dan sebagainya. Lalu kita terus memohon keampunan di atas semua dosa-dosa kita itu. Dan lakukanlah ia secara berterusan agar apabila tiba saat nanti kita dipanggil oleh-Nya kita telah bersiap sedia. Orang yang sering beristighfar seperti sebingkai cermin. Cermin, jika dibersihkan terus menerus akan berkilat. Dengan itu, dia dapat bercermin dan orang lain juga dapat menggunakannya. Semakin bersih diri kita, Insya’ Allah kita akan menjadi contoh tauladan bagi orang yang meniru kita dan Insya’ Allah ganjarannya pun adalah untuk kita sendiri juga. (Aamin ya Allah)

Wallahu’alam.

Hias Percakapanmu


Semoga Allah Yang Maha Agung menolong kita supaya setiap perkataan yang kita ucapkan adalah baik. Sesungguhnya berbicara itu mudah, tetapi adalah berat bagi melaksanakannya. Mulut bagaikan muncung teko yang hanya tahu mengeluarkan isinya sahaja. Walau apapun yang kita katakan, ia menunjukkan siapakah diri kita sebenarnya. Contohnya, penghinaan kita terhadap seseorang sebenarnya menunjukkan kehinaan diri kita sendiri apabila dibandingkan dengan kehinaan orang yang kita hina.
Perkataan yang baik membuktikan keislaman seseorang. Sesungguhnya, setiap orang hendaklah memastikan kata-kata yang diucapkannya adalah benar-benar baik. Apabila kita tidak yakin dapat mengeluarkan kata-kata yang baik, berdiam diri adalah lebih baik. Tetapi, menghindari akibat daripada perkataan yang kurang baik lebih bermanfaat daripada memaksa diri berbicara yang mengakibatkan sesuatu yang buruk kepada diri sendiri mahupun orang lain.
Alangkah rugi apabila waktu kita dihabiskan sekadar berbicara berkaitan dengan perkara-perkara yang tidak penting. Kadang-kadang kita tidak mampu memastikan topik yang kita bicarakan itu bermanfaat ataupun tidak. Bahkan seringkali kita tidak berdaya menghindarkan diri daripada perbualan yang berbaur fitnah, umpatan dan permusuhan. Semoga Allah mengurniakan kepada kita kemampuan untuk menjaga lidah kita supaya sentiasa berbicara mengenai perkara yang bermanfaat.

RENUNGAN :
Ada baiknya sekiranya kita memahami kelebihan orang lain dalam berbicara. Ada empat jenis perkataan iaitu:

1- Perkataan yang bijak
Sekiranya berbicara setiap kata-katanya jelas dan bernilai. Setiap perbualan sarat dengan ilmu, hikmah dan zikir, sehingga setiap orang yang mendengar berasakan manfaat daripada kata-katanya. Apabila membicarakan sesuatu, dia selalu memberikan sesuatu yang berfaedah kepada orang yang mendengarnya. Kata-kata orang yang bijak ini selalu dinanti-nantikan. Namun, biasanya orang yang bijak tidak terlalu melepaskan kata-katanya. Bahkan, dirinya lebih senang mendengar orang lain bercakap bagi mengambil hikmah dari percakapan itu.

2- Perkataan orang biasa
Perbualan kosong tiada asasnya. Segala kejadian yang dilihat dijadikan cerita ataupun dijadikan ulasan. Waktu yang digunakan bagi berkata-kata lebih banyak daripada nilai yang diperoleh. Selama 2 jam digunakan bagi berbual kosong, tetapi kesemuanya tiada nilai walaupun sedikit. Contohnya, dia hanya sibuk bercerita mengenai bola sepak, pelanggaran kereta, gosip serta sesuatu yang tidak ada hikmahnya. Orang yang sibuk bercerita tanpa ada pengajaran, ilmu, zikir adalah orang biasa. Orang yang membiarkan waktu berlalu dengan begitu sahaja. Orang itu berada dalam kerugian.

3- Perkataan orang yang martabatnya rendah
Ia adalah perkataan yang berisi keluhan, hinaan, cacian dan makian. Orang seperti ini sebenarnya tidak pernah menerima semua yang ada di hadapannya. Dia selalu sahaja mencari-cari kekurangan benda di sekelilingnya. Apabila diberi makan bersungut, “Sayang, makanan ini kurang panas.” Apabila sudah dipanaskan, “Kurang garam pula,” katanya. Apabila sudah diletakkan garam, merungut pula, “Lebih sedap sekiranya ada kicap.” Dan seterusnya tidak ada yang sesuai dengan kehendaknya.
Apabila melihat pada suasana biasa, mereka berkata, “Orang-orang bandar ada-ada saja kerjanya.” Melihat ustaz pula, “Ah, kerjanya hanya cakap kosong sahaja.” Semua menjadi perkara yang kurang senang dimatanya.” Ada orang hanya bercakap mengenai keburukan sahaja. Setiap perkataan yang diungkapkan hanya memperlihatkan kehinaan dirinya.

4- Perkataan orang yang dangkal
Siapakah dia? Ciri-cirinya terdapat pada setiap percakapannya yang kosong itu. Dia lebih sibuk menceritakan kehebatan dirinya sendiri. “Ini adalah jasaku, dia itu aku yang mendidiknya.” Orang seperti ini mahu dirinya dihargai masyarakat sehingga selalu menyebut mengenai kebaikan yang dilakukannya.  Orang yang tiada harga diri memang selalu ingin dihargai.
Semoga Allah Yang Maha Mendengar meletakkan kita di kalangan orang-orang yang berasa dirinya sentiasa hampir dengan Allah, dan Allah sentiasa mendengar semua daripadanya.  Terjadinya pembohongan adalah kerana orang yang membuat pembohongan itu tidak merasakan segala percakapannya didengari oleh Allah. Kita tidak perlu kepada kata-kata yang indah. Apa yang kita perlukan adalah kata-kata yang dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan manusia. Allah menjadikan setiap kata-kata kita terpahat di hati orang yang mendengarnya.

RENUNGAN :
Subhanallah! Kekuatan terbesar dari kata-kata adalah kata-kata yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain yang mendengarnya.
Mari kita renung kata-kata ini. Percayalah, diam itu emas. Orang yang sanggup memelihara lidahnya lebih hebat berbanding dengan orang yang suka menghamburkan kata-kata tetapi kosong dan tiada makna. Sentiasa berusaha supaya setiap perkataan yang kita ungkapkan benar-benar bersih daripada perkara-perkara buruk yang tiada ertinya.
Muhasabahlah diri kita selalu, di mana, bila dan dengan siapa kita berbicara supaya setiap perkataan yang terucap benar-benar bernilai dan tinggi maknanya.
Di dalam hadis ada menyatakan Nabi Muhammad SAW bersabda, “Keselamatan manusia terletak pada lisan yang terpelihara.”
Muslim berkata, “Sesungguhnya muslim adalah orang yang saudaranya selamat daripada gangguan lisan dan tangannya.”
Muslim juga pernah mengatakan, “Maka berkatalah yang baik atau berdiam sahaja.”
Allah menjelaskan di dalam al-Quran Surah Fussilah ayat 33 yang bermaksud,
“Siapakah yang lebih baik perkataannya dari orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal soleh dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri’.”

KEAJAIBAN KAABAH


SCANIAZ 


















PADA keseluruhannya Kaabah adalah suatu binaan mulia yang penuh dengan keberkatan. Al Tabrani meriwayatkan di dalam al-Mu`jam al-Kabir daripada Ibn Abbas bahawa Rasulullah SAW menyatakan: “Sesungguhnya Allah menurunkan 120 rahmat ke atas Kaabah, setiap hari 60 untuk orang yang melakukan tawaf, 40 untuk orang yang solat dan 20 untuk orang yang memandangnya.”

Bagaimanapun, ada beberapa bahagian Kaabah yang menjadi tumpuan dan perhatian lantaran kelebihannya.

Hajarul Aswad
Hajarul Aswad adalah sepotong batu yang berasal dari syurga. Warna asalnya adalah lebih putih daripada susu. Dikatakan ia menjadi hitam kerana luruhnya dosa manusia yang mengucupnya. Pelbagai peristiwa sejarah dilalui oleh Hajarul Aswad. Hinggalah ke hari ini yang mas
ih tinggal daripada Hajarul Aswad adalah sebanyak lapan kepingan sebesar biji tamar yang diikat pada lilin yang dicampur kasturi di dalam lingkungan perak. Sesiapa yang ingin mengucupnya hendaklah meletakkan mukanya ke atas kepingan itu.

Rukun Yamani
Rukun Yamani adalah penjuru Kaabah yang bertepatan dengan Rukun Hajarul Aswad bagi orang yang sedang tawaf. Ia adalah salah satu daripada dua rukun yang didirikan di atas asas binaan Nabi Ibrahim. Rasulullah SAW menyentuh rukun itu ketika tawaf.

Hijr Ismail
Pada asalnya kawasan Hijr Ismail termasuk dalam binaan Kaabah yang dibina oleh Nabi Ibrahim. Ia dikeluarkan dari Kaabah ketika binaan Quraisy. Justeru, solat di dalamnya menyamai solat di dalam Kaabah.

Multazam
Multazam adalah kawasan hadapan Kaabah di antara Hajarul Aswad dan pintu kaabah. D
ikatakan Multazam adalah kawasan yang paling mustajab doa. Menurut sebahagian riwayat orang Quraisy sebelum Islam menjadikan Multazam tempat melafazkan sumpah terutama bagi menyelesaikan perbalahan di kalangan mereka.

Mizab
Mizab adalah pancuran emas yang diletakkan bagi menjadi laluan air dari bumbung Kaabah masuk ke dalam Hijr Ismail. Menurut sebahagian pendapat di bawahnya adalah di antara tempat paling mustajab berdoa.

Syazarwan
Syazarwan adalah jubin yang dibina di bahagian bawah dinding Kaabah. Tingginya lebih kurang dua kaki. Ia diletakkan untuk menandakan saiz asal Kaabah yang dikurangkan ketika binaan Quraisy berbanding binaan Nabi Ibrahim. Justeru, ia adalah sebahagian daripada Kaabah. Bertawaf di atasnya atau sebahagian anggota badan di atasnya menyebabkan tawaf tidak sah.

Kiswah
Kiswah adalah kelambu atau kain yang menutupi Kaabah. Diriwayatkan orang pertama yang meletakkan kiswah Kaabah adalah Tubba al Himyariyy As`ad Abi Karb. K
iswah Kaabah diperbuat daripada 658 kilogram sutera mentah yang ditenun. Ukurannya selepas siap ditenun adalah 658 meter persegi. Kos pembuatannya adalah 17 juta Riyal Arab Saudi. Kiswah akan diganti dengan yang baru pada pagi 9 Zulhijah (hari Wuquf) setiap tahun.

Makam Ibrahim
Makam Ibrahim adalah batu yang ada kesan dua tapak kaki Nabi Ibrahim. Batu itu sekarang ini diikat dengan perak dan diletakkan di dalam sebuah tempat yang diperbuat daripada tembaga berwarna keemasan. Menunaikan solat di sisi Makam Ibrahim adalah suatu yang mempunyai kelebihan yang besar. Allah berfirman bermaksud : “Dan ingatlah ketika kami jadikan Baitullah sebagai tempat berhimpun bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian dari Makam Ibrahim sebagai tempat solat.” (Surah al-Baqarah, ayat 125)

Telaga Zamzam
Telaga Zamzam adalah sebuah telaga di hadapan Kaabah di kawasan di antara Hajarul Aswad dan Multazam. Ia dikatakan terbit daripada terjahan kaki Nabi Ismail. Ada riwayat yang menyatakan ia terbit hasil pukulan sayap Jibrail. Kelebihan air dari Telaga Zamzam ini d
inyatakan di dalam beberapa hadis.

MAKAM IBRAHIM
Makam Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau pendapat sebahagian orang-orang kebanyakan. Ia adalah merupakan bangunan kecil yang terletak lebih kurang 20 hasta di sebelah timur Kaabah. Di dalam bangunan kecil ini terdapat sebiji batu dan di atas batu itulah Nabi Ibrahim berdiri di waktu baginda membangunkan Kaabah dan puteranya Nabi Ismail memberikan batu kepadanya.

Di sini kita dituntut berdoa selepas melakukan
sembahyang sunat tawaf 2 rakaat. ::)
Batu itu dipelihara Allah, sekarang ini sudah ditutup dengan perak. Sedangkan bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim panjangnya 27 cm, lintangnya 14 cm dan dalamnya 10 cm masih nampak dan jelas dilihat.
Atas perintah Khalifah Al Mahdi Al Abbasi di sekeliling batu makam Ibrah
im itu telah diikat dengan perak dan dibuat kandang besi berbentuk sangkar burung.

KISAH ASAL USUL BEKAS TAPAK KAKI NABI IBRAHIM A.S (MAQAM)
Setelah Nabi Ismail bersetuju untuk membantu Nabi Ibrahim membangunkan Kaabah, maka Nabi Ibrahim bersama dengan anaknya pun mula membina Kaabah setelah Allah S.W.T menunjukkan kepada mereka tempat yang harus dibina Baitullah itu.

Ada dua riwayat yang mengatakan bahwa Allah S.W.T meninggikan tapak Baitullah sebelum dibina oleh Nabi Ibrahim dan anaknya, tapak Baitullah tidak terkena bala bencana taufan sewaktu taufan besar melanda.

Satu riwayat lagi mengatakan bahwa tapak Baitullah itu telah runtuh dalam taufan besar sepertimana runtuhnya binaan-binaan besar yang lain. Setelah peristiwa taufan besar melanda maka sesungguhnya tidak ada orang lain yang mulakan pembinaannya semula kecuali Nabi Ibrahim dan anaknya.

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memulakan pembinaan Baitullah. Nabi Ibrahim menyusun naik batu sementara Nabi Ismail pula mengutip batu-batu besar seperti yang difirman oleh Allah S.W.T yang bermaksud, “Dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim bersama-sama anaknya Nabi Ismail meninggikan binaan (tapak) Baitullah (Kaabah) sambil keduanya berdoa dengan berkata, “Wahai Tuhan kami! Terimalah, daripada kami amal kami sesungguhnya Engkau amat mendengar lagi Amat Mengetahui.” (surah al-Baqarah ayat 127).

Apabila binaan sudah meninggi, Nabi Ismail, menghulurkan batu besar yang cukup tinggi dan diambil oleh Nabi Ibrahim dan membina Baitullah sehingga ia siap pembinaannya. Maka dengan kehendak Allah S.W.T sebaik saja Nabi Ibrahim meletakkan kakinya di batu besar itu, maka terlekatlah tapak kaki Nabi Ibrahim sepertimana dapat kita melihatnya sehingga hari ini dekat Baitullah. Dan ini adalah suatu tanda kebesaran Allah S.W.T.

Apabila agama Islam datang, Allah S.W.T mensyariatkan untuk bersembahyang di belakang maqam Ibrahim sepertimana firman Allah yang bermaksud, “Dan jad
ikanlah oleh kamu maqam Ibrahim itu tempat sembahyang.” (surah al-Baqarah ayat 125).

Telaga Zamzam
Telaga Zamzam (atau Zamzam Well, atau Zamzam; B. Arab: زمزم) ialah telaga biasa yang terletak di dalam Masjidil Haram di Makkah, hampir dengan Kaabah, tempat paling suci dalam Islam.
Telaga zam-zam merupakan satu-satunya sumber air bersih dari bawah tanah di Mekah satu ketika dahulu. Umat Islam sangat mengambil berat tentang air zamzam ini untuk air wuduk dan perubatan.

Mata air telaga Zamzam
Sejarah
Umat Islam percaya telaga zam-zam dibina oleh Siti Hajar isteri kedua Nabi Ibrahim a.s dan ibu kepada anak Nabi Ibrahim iaitu Nabi Ismail.Siti Hajar dan anak kecilnya Nabi Ismail kehausan di kawasan gurun kering kontang . Lantaran itu Siti Hajar berlari anak 7 kali antara Safa dan Marwa untuk mendapatkan air untuk anak kecilnya itu.

Allah menghantar malaikai Jibrail untuk mengeluarkan air suci dari tengah-tengah padang pasir itu. Lokasinya ialah tempat Nabi Ismail menghentak-hentak kaki dan menangis. Siti Hajar mengepong kawasan mata air itu dengan batu-batu dan memanggil zamzam yang bermaksud ‘kepung air’. Ketika itu Mekah belum ada penduduk.

Datuk Nabi Muhamad s.a.w bernama Abdul Muttalib telah menjaga, mengurus dan menjaga keselamatan satu-satunya sumber air di kota Mekah zaman pra Islam.
Riwayat mengatakan sejarahnya adalah berhubung kait dengan sejarah Nabi Ismail dan ibunya Siti Hajar (isteri Nabi Ibrahim ) yang datang ke Makkah. Mengikut asal mula riwayat telaga ini adalah seperti berikut; Nabi Ibrahim a.s. mempunyai dua orang isteri; Siti Sarah (ibu Nabi Ishaq) dan Siti Hajar (ibu Nabi Ismail).

Pada satu ketika terjadi pertelingkahan antara kedua isteri tersebut sehingga Siti Sarah bersumpah tidak akan tinggal bersama-sama ibu Isma
il dalam satu negeri. Kemudian turunlah wahyu kepada Nabi Ibrahim supaya baginda bersama-sama anak dan isterinya (Ismail dan Hajar) pergi ke Makkah. Di waktu itu Makkah belum didiami manusia, hanya merupakan lembah pasir dan bukit-bukit yang tandus dan tidak ada air.

Apabila mereka tiba di Makkah, mereka tinggal di bawah sepohon pokok yang kering. Di tempat inilah bangunan Kaabah yang ada sekarang. Tidak berapa lama, kemudian Nabi Ibrahim meninggalkan mereka dengan dibekalkan sekantong kurma dan sekibah air.
Siti Hajar memerhatikan sikap suaminya yang menghairankan itu lalu bertanya ;
“Hendak kemanakah engkau Ibrahim?”

“Sampai hatikah engkau meninggalkan kami berdua ditempat yang sunyi dan tandus ini?”.
Pertanyaan itu berulang kali, tetapi Nabi Ibrahim tidak menjawab sepatah kata jua pun.
Siti Hajar bertanya lagi;
“Adakah ini memang perintah dari Allah?”
Barulah Nabi Ibrahim menjawab, “ya”.
Mendengar jawapan suaminya yang ringkas itu, Siti Hajar gembira dan hatinya tenteram. Ia percaya hidupnya tentu terjamin walaupun di tempat yang sunyi, tidak ada manusia dan tidak ada segala kemudahan. Sedangkan waktu itu, Nabi Ismail masih menyusu.

Selang beberapa hari, air yang dibekalkan Nabi Ibrahim habis. Siti Hajar berusaha mencari air di sekeliling sampai mendaki Bukit sofa dan Marwah berulang kali sehingga kali ketujuh (kali terakhir ) ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahawa suara itu ialah suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air zam-zam.

Di sini Siti Hajar bertemu dengan Malaikat Jibril dan Jibril mengatakan kepadanya, ” Jangan khuatir, di sini Baitullah ( rumah Allah ) dan anak ini (Ismail ) serta ayahnya akan mendirikan rumah itu nanti. Allah tidak akan mensia-siakan hambaNya”.

Air zam-zam mempunyai keistimewaan dan keberkatan, ia boleh menyembuhkan penyakit, menghilangkan dahaga serta mengenyangkan perut yang lapar. Keist
imewaan dan keberkatan itu di sebut dalam sepotong hadith Nabi yang bermaksud:, ” Dari Ibnu Abbas r.a. katanya, Rasulullah s.a.w bersabda: “sebaik-baik air di muka bumi ialah air zam-zam, ia merupakan makanan yang mengenyangkan dan penawar bagi penyakit “. Riwayat – At Tabrani dan Ibnu Hibban.

Perkataan “zamzam” dipercayai berasal daripada ungkapan “zomk-zomk” bermakna “berhenti mengalir” – yang diluahkan oleh Siti Hajar dalam percubaannya menakung air yang berhamburan keluar.

Menurut hadis, Abu Tharr Al-Ghifari, sahabat Nabi Muhammad S.A.W, berkata semasa beliau mula-mula tiba di Mekah pada zaman permulaan Islam, beliau hidup dengan meminum air zamzam selama sebulan.

Maklumat fizikal
Telaga zamzam dalamnya 30 meter sahaja dan kedalaman air hanya 3.32 meter. Dapat bayangkan. Ada beberapa punca mata air di bawah 13 meter.

Ujian mengeluarkan air pada kelajuan 8000 liter/second selama tempoh 24 jam menunjukkan paras air surut dari para 3.23 meter kepada 12.72 meter dan kemudian 13.39 meter selepas itu. Paras air kembali normal ke paras 3.9 meter selepas 11 minit.

Semasa ibadah umrah dan haji, para jemaah telah meniru larian Siti Hajar dari Safa ke Marwa sebanyak 7 kali yang dikenali ebagai ibadah Sae’i. Air zamzam dapat mengubat penyakit mental. Jenazah yang meninggal dunia dimandikan dengan air zamzam.

Jabatan Geologi Arab Saudi telah membuat kajian tentang cara pengurusan a
ir zamzam dan menambah jumlah air bagi menampung keperluan jemaah semasa menunaikan haji, membawa balik untuk saudara-mara dan pelbagai tujuan lain.

Kajian menunjukkan air zamzam mengandungi pelbagai mineral seperti kalsium, magnesium dan fluorida.
sudah semestinya air Zamzam adalah terbaik didunia.